Saturday, October 24, 2009

Keledai pembawa garam

Pada suatu hari di musim panas, tampak seekor keledai berjalan di pegunungan. Keledai
itu membawa beberapa karung berisi garam di punggungnya. Karung itu sangat berat,
sementara matahari bersinar dengan teriknya. "Aduh panas sekali. Sepertinya aku sudah
tidak kuat berjalan lagi," kata keledai.
Di depan sana, tampak sebuah sungai. "Ah, ada
sungai! Lebih baik aku berhenti sebentar," kata keledai dengan
gembira. Tanpa berpikir panjang, ia masuk ke dalam
sungai dan byuur! Keledai itu terpeleset dan tercebur. Ia
berusaha untuk berdiri kembali, tetapi tidak berhasil.
Lama sekali keledai berusaha untuk berdiri. Anehnya,
semakin lama berada di dalam air, ia merasakan beban di
punggungnya semakin ringan. Akhirnya keledai itu bisa
berdiri lagi. "Ya ampun, garamnya habis!" kata tuannya
dengan marah. "Oh, maaf! garamnya larut di dalam air
ya?" kata keledai.
Beberapa hari kemudian, keledai mendapat tugas lagi untuk membawa garam. Seperti
biasa, ia harus berjalan melewati pegunungan bersama tuannya. "Tak lama lagi akan ada
sungai di depan sana," kata keledai dalam hati. Ketika berjalan menyeberangi sungai,
keledai menjatuhkan dirinya dengan sengaja. Byuuur!. Tentu saja garam yang ada di
punggungnya menjadi larut di dalam air. Bebannya menjadi ringan. "Asyik! Jadi ringan!"
kata keledai ringan. Namun, mengetahui keledai melakukan hal itu dengan sengaja,
tuannya menjadi marah. "Dasar keledai malas!" kata tuannya dengan geram.
Keesokan harinya, keledai mendapat tugas membawa kapas. Sekali lagi, ia berjalan
bersama tuannya melewati pegunungan. Ketika sampai di sungai, lagi-lagi keledai
menjatuhkan diri dengan sengaja. Byuuur!. Namun apa yang
terjadi? Muatannya menjadi berat sekali. Rupanya kapas
itu menyerap air dan menjadi seberat

batu. Mau tidak mau,
keledai harus terus berjalan dengan beban yang ada di
punggungnya. Keledai berjalan sempoyongan di bawah terik
matahari sambil membawa beban berat dipunggungnya.
HIKMAH :
Berpikirlah dahulu sebelum bertindak. Karena tindakan yang salah akan menyebabkan
kerugian bagi kita.

Baca pula dongeng berikut ini:



Widget by Matahati | Jack Book

No comments:

Post a Comment

Silakan Berkomenter sesuai cerita/dongeng yang Anda baca agar kami bisa terus memperbaiki isi dan kualitas tulisan. Terimmma Kasssih.