Monday, October 26, 2009

Albasyariyah: Aladin dan lampu wasiat


Dahulu kala, di kota Persia, seorang Ibu tinggal dengan anak
laki-lakinya yang bernama Aladin. Suatu hari datanglah
seorang laki-laki mendekati Aladin yang sedang bermain.
Kemudian laki-laki itu mengakui Aladin sebagai
keponakannya. Laki-laki itu mengajak Aladin pergi ke luar
kota dengan seizin ibu Aladin untuk membantunya. Jalan
yang ditempuh sangat jauh.
Aladin mengeluh kecapaian kepada pamannya tetapi ia malah dibentak dan disuruh untuk
mencari kayu bakar, kalau tidak mau Aladin akan dibunuhnya. Aladin akhirnya sadar bahwa
laki-laki itu bukan pamannya melainkan seorang penyihir. Laki-laki penyihir itu kemudian
menyalakan api dengan kayu bakar dan mulai mengucapkan mantera. "Kraak" tiba-tiba
tanah menjadi berlubang seperti gua.
Dalam lubang gua itu terdapat tangga sampai ke dasarnya. "Ayo turun! Ambilkan aku
lampu antik di dasar gua itu", seru si penyihir. "Tidak, aku takut turun ke sana", jawab
Aladin. Penyihir itu kemudian mengeluarkan sebuah cincin dan memberikannya kepada
Aladin. "Ini adalah cincin ajaib, cincin ini akan melindungimu", kata si penyihir.
Akhirnya Aladin menuruni tangga itu dengan perasaan
takut. Setelah sampai di dasar ia menemukan pohonpohon
berbuah permata. Setelah buah permata dan lampu
yang ada di situ dibawanya, ia segera menaiki tangga
kembali. Tetapi, pintu lubang sudah tertutup sebagian.
"Cepat berikan lampunya !", seru penyihir. "Tidak ! Lampu
ini akan kuberikan setelah aku keluar", jawab
Aladin. Setelah berdebat, si penyihir menjadi tidak sabar dan akhirnya "Brak!" pintu
lubang ditutup oleh si penyihir lalu

meninggalkan Aladin terkurung di dalam lubang bawah
tanah. Aladin menjadi sedih, dan duduk termenung. "Aku lapar, Aku ingin bertemu ibu,
Tuhan, tolonglah aku !", ucap Aladin.
Aladin merapatkan kedua tangannya dan mengusap jari-jarinya. Tiba-tiba, sekelilingnya
menjadi merah dan asap membumbung. Bersamaan dengan itu muncul seorang raksasa.
Aladin sangat ketakutan. "Maafkan saya, karena telah mengagetkan Tuan", saya adalah
peri cincin kata raksasa itu. "Oh, kalau begitu bawalah aku pulang kerumah." "Baik Tuan,
naiklah kepunggungku, kita akan segera pergi dari sini", ujar peri cincin. Dalam waktu
singkat, Aladin sudah sampai di depan rumahnya. "Kalau tuan memerlukan saya panggillah
dengan menggosok cincin Tuan."
Aladin menceritakan semua hal yang di alaminya kepada ibunya. "Mengapa penyihir itu
menginginkan lampu kotor ini ya ?", kata Ibu sambil menggosok membersihkan lampu itu.
"Syut !" Tiba-tiba asap membumbung dan muncul seorang raksasa peri lampu.
"Sebutkanlah perintah Nyonya", kata si peri lampu. Aladin yang sudah pernah mengalami
hal seperti ini memberi perintah, "kami lapar, tolong siapkan makanan untuk kami". Dalam
waktu singkat peri Lampu membawa makanan yang lezat-lezat dan kemudian
menyuguhkannya. "Jika ada yang diinginkan lagi, panggil saja saya dengan menggosok
lampu itu", kata si peri lampu.
Demikian hari, bulan, tahunpun berganti, Aladin hidup bahagia dengan ibunya. Aladin
sekarang sudah menjadi seorang pemuda. Suatu hari lewat seorang Putri Raja di depan
rumahnya. Ia sangat terpesona dan merasa jatuh cinta kepada Putri Cantik itu. Aladin lalu
menceritakan keinginannya kepada ibunya untuk memperistri putri raja. "Tenang Aladin,
Ibu akan mengusahakannya". Ibu pergi ke istana raja dengan membawa permata-permata
kepunyaan Aladin. "Baginda, ini adalah hadiah untuk Baginda dari anak laki-lakiku." Raja
amat senang. "Wah..., anakmu pasti seorang pangeran yang tampan, besok aku akan datang
ke Istana kalian dengan membawa serta putriku".
Setelah tiba di rumah Ibu segera menggosok lampu dan
meminta peri lampu untuk membawakan sebuah istana.
Aladin dan ibunya menunggu di atas bukit. Tak lama
kemudian peri lampu datang dengan Istana megah di
punggungnya. "Tuan, ini Istananya". Esok hari sang Raja
dan putrinya datang berkunjung ke Istana Aladin yang
sangat megah. "Maukah engkau menjadikan anakku sebagai istrimu
?", Tanya sang Raja. Aladin sangat gembira mendengarnya. Lalu mereka berdua
melaksanakan pesta pernikahan.
Nun jauh disana, si penyihir ternyata melihat semua
kejadian itu melalui bola kristalnya. Ia lalu pergi ke
tempat Aladin dan pura-pura menjadi seorang penjual
lampu di depan Istana Aladin. Ia berteriak-teriak,
"tukarkan lampu lama anda dengan lampu baru !". Sang
permaisuri yang melihat lampu ajaib Aladin yang usang
segera keluar dan menukarkannya dengan lampu
baru. Segera si penyihir menggosok lampu itu dan memerintahkan peri lampu memboyong
istana beserta isinya dan istri Aladin ke rumahnya.
Ketika Aladin pulang dari berkeliling, ia sangat terkejut.
Lalu memanggil peri cincin dan bertanya kepadanya apa yang
telah terjadi. "Kalau begitu tolong kembalikan lagi semuanya
kepadaku", seru Aladin. "Maaf Tuan, tenaga saya tidaklah
sebesar peri lampu," ujar peri cincin. "Baik kalau begitu aku
yang akan mengambilnya. Tolong Antarkan kau kesana", seru
Aladin. Sesampainya di Istana, Aladin menyelinap masuk mencari
kamar tempat sang Putri dikurung. "Penyihir itu sedang tidur karena kebanyakan minum
bir", ujar sang Putri. "Baik, jangan kuatir aku akan mengambil kembali lampu ajaib itu, kita
nanti akan menang", jawab Aladin.
Aladin mengendap mendekati penyihir yang sedang tidur. Ternyata lampu ajaib
menyembul dari kantungnya. Aladin kemudian mengambilnya dan segera
menggosoknya. "Singkirkan penjahat ini", seru Aladin
kepada peri lampu. Penyihir terbangun, lalu menyerang
Aladin. Tetapi peri lampu langsung membanting penyihir
itu hingga tewas. "Terima kasih peri lampu, bawalah
kami dan Istana ini kembali ke Persia". Sesampainya di
Persia Aladin hidup bahagia. Ia mempergunakan sihir
dari peri lampu untuk membantu orang-orang miskin dan
kesusahan.
Penting!! Perlu Anda Baca:
@ Blog Matahati
@ Bukan Berita Biasa
@ Trik dan rumus matematika
@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah
@ Tips dan Trik belajar yang efektif
@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus
@ Pasang Iklan gratis
@ Kumpulan widget gratis
@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah
@ Seputar Koleksi Buku
@ Seputar Resensi Buku
@ Kumpulan tutorial Blog

Baca pula dongeng berikut ini:



Widget by Matahati | Jack Book

No comments:

Post a Comment

Silakan Berkomenter sesuai cerita/dongeng yang Anda baca agar kami bisa terus memperbaiki isi dan kualitas tulisan. Terimmma Kasssih.