Thursday, July 28, 2011

Kura-kura dan angsa



Dahulu kala, di suatu danau di kota Magdha, hidup seekor kura-kura. Dua ekor angsa undan juga hidup di dekat sana. Mereka bertiga adalah teman yang sangat akrab.

Pada suatu hari, beberapa nelayan tiba di sana dan berkata, “Kita akan datang ke sini besok pagi dan menangkap ikan dan kura-kura.”



Pada waktu kura-kura mendengarnya, dia berkata kepada angsa-angsa undan, ” Apakah kalian dengar apa yang dikatakan nelayan-nelayan tadi. Apa yang akan kita lakukan sekarang?’

“Kami akan melakukan apa yang terbaik”. “Saya sudah pernah melewati waktu yang sangat mengerikan dahulu”, kata kura-kura. “Jadi bisakah engkau membantu saya pergi hari ini ke danau yang lain?”

“Tapi itu tidak aman untuk kamu dengan merangkak ke danau yang lain”, kata angsa-angsa undan.

“Baik, kamu bisa mengangkat saya ke sana dengan menumpang dua di antara kamu” jawab kura-kura sambil merasa bahagia sekali dengan dirinya sendiri.

“Bagaimana kita bisa melakukannya?” Tanya angsa-angsa undan.

“Masing-masing bisa memegang ujung kayu di paruhmu sementara saya memegang kayu tengahnya di mulutku. Kemudian jika kamu terbang, saya bisa ikut dengan kamu”, kata kura-kura.

“Rencana yang bagus sekali”, kata angsa-angsa undan. “Tapi ini juga sangat berbahaya karena kalau kamu membuka mulutmu untuk bicara, kamu akan terjatuh.”

“Apakah kamu mengira saya begitu bodoh?” Tanya kura-kura.

Kemudian pada waktu angsa-angsa undan itu terbang sambil mengangkat temannya si kura-kura di kayu, mereka terlihat oleh beberapa orang penggembala sapi yang berada di bawah.

Karena terkejut, para penggembala itu berkata, “Sesuatu yang aneh, lihatlah! Angsa-angsa undan sedang membawa kura-kura ke suatu tempat.”

“Wah, kalau kura-kura itu jatuh kita akan memanggangnya”, kata salah satu gembala sapi.

“Saya akan memotong dia menjadi bagian-bagian kecil dan memakannya” kata yang lain.

Mendengar kata-kata yang begitu kasar dari para gembala sapi, kura-kura lupa di mana dia sedang berada kemudian berteriak dengan marah, “Kamu akan makan abu.”

Pada saat dia membuka mulutnya, ia kehilangan genggamannya dan dia pun jatuh terpelanting ke tanah dan langsung disambar oleh gembala sapi kemudian dibunuh.

Angsa-angsa undan dengan sedih melihat kehancuran teman mereka (si kura-kura) dan dengan putus asa mengharap bahwa dia seharusnya mendengar nasihat mereka untuk tidak membuka mulutnya.

Oleh karenanya, nasehat yang baik itu tidaklah ternilai harganya.

Anda ingin bikin blog yang cantik, keren tapi murah?

klik di sini

Penting!! Perlu Anda Baca:@ Cara Bikin Blog Cantik@ Blog Matahati@ Bukan Berita Biasa@ Trik dan rumus matematika@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah@ Tips dan Trik belajar yang efektif@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus@ Pasang Iklan gratis@ Kumpulan widget gratis@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah @ Seputar Koleksi Buku@ Seputar Resensi Buku@ Kumpulan tutorial Blog
Baca Selengkapnya »»

Dua ekor kambing yang serakah



Dua ekor kambing berjalan dengan gagahnya dari arah yang berlawanan di sebuah pegunungan yang curam, saat itu secara kebetulan mereka secara bersamaan masing-masing tiba di tepi jurang yang dibawahnya mengalir air sungai yang sangat deras. Sebuah pohon yang jatuh, telah dijadikan jembatan untuk menyebrangi jurang tersebut. Pohon yang dijadikan jembatan tersebut sangatlah kecil sehingga tidak dapat dilalui secara bersamaan oleh dua ekor tupai dengan selamat, apalagi oleh dua ekor kambing.



Jembatan yang sangat kecil itu akan membuat orang yang paling berani pun akan menjadi ketakutan. Tetapi kedua kambing tersebut tidak merasa ketakutan. Rasa sombong dan harga diri mereka tidak membiarkan mereka untuk mengalah dan memberikan jalan terlebih dahulu kepada kambing lainnya.

Saat salah satu kambing menapakkan kakinya ke jembatan itu, kambing yang lainnya pun tidak mau mengalah dan juga menapakkan kakinya ke jembatan tersebut. Akhirnya keduanya bertemu di tengah-tengah jembatan. Keduanya masih tidak mau mengalah dan malahan saling mendorong dengan tanduk mereka sehingga kedua kambing tersebut akhirnya jatuh ke dalam jurang dan tersapu oleh aliran air yang sangat deras di bawahnya.

Lebih baik mengalah daripada mengalami nasib sial karena keras kepala.



Anda ingin bikin blog yang cantik, keren tapi murah?

klik di sini

Penting!! Perlu Anda Baca:@ Cara Bikin Blog Cantik@ Blog Matahati@ Bukan Berita Biasa@ Trik dan rumus matematika@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah@ Tips dan Trik belajar yang efektif@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus@ Pasang Iklan gratis@ Kumpulan widget gratis@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah @ Seputar Koleksi Buku@ Seputar Resensi Buku@ Kumpulan tutorial Blog
Baca Selengkapnya »»

Anjing yang serakah



Seekor anjing yang mendapatkan sebuah tulang dari seseorang, berlari-lari pulang ke rumahnya secepat mungkin dengan senang hati. Ketika dia melewati sebuah jembatan yang sangat kecil, dia menunduk ke bawah dan melihat bayangan dirinya terpantul dari air di bawah jembatan itu. Anjing yang serakah ini mengira dirinya melihat seekor anjing lain membawa sebuah tulang yang lebih besar dari miliknya.



Bila saja dia berhenti untuk berpikir, dia akan tahu bahwa itu hanyalah bayangannya. Tetapi anjing itu tidak berpikir apa-apa dan malah menjatuhkan tulang yang dibawanya dan langsung melompat ke dalam sungai. Anjing serakah tersebut akhirnya dengan susah payah berenang menuju ke tepi sungai. Saat dia selamat tiba di tepi sungai, dia hanya bisa berdiri termenung dan sedih karena tulang yang di bawanya malah hilang, dia kemudian menyesali apa yang terjadi dan menyadari betapa bodohnya dirinya.

Sangatlah bodoh memiliki sifat yang serakah



Anda ingin bikin blog yang cantik, keren tapi murah?

klik di sini

Penting!! Perlu Anda Baca:@ Cara Bikin Blog Cantik@ Blog Matahati@ Bukan Berita Biasa@ Trik dan rumus matematika@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah@ Tips dan Trik belajar yang efektif@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus@ Pasang Iklan gratis@ Kumpulan widget gratis@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah @ Seputar Koleksi Buku@ Seputar Resensi Buku@ Kumpulan tutorial Blog
Baca Selengkapnya »»

Wednesday, July 27, 2011

Kancil dan buaya




Dongeng Sang Kancil dan Buaya (1)
Rasa ngelak yang tak tertahankan membuat Sang Kancil singgah sebentar ke Sungai Winongo. Baru saja kakinya diturunkan ke tepian air, dan kepalanya ditundukkan untuk minum – Blurrrrp!! kakinya terjepit oleh sesuatu.

Setelah diamat-amati ternyata seekor buaya telah menyergap kakinya. Seketika keringat dingin telah membasahi tubuh Sang Kancil. Terbayang dirinya bakalan dibawa buaya menyelam ke dasar sungai untuk dijadikan makan malam beserta keluarganya. Pfuhhhh!!



Sang Kancil berusaha keras menenangkan diri, dan mulai mencari jalan agar lolos dari cokotan mulut buaya.

“Hai Buaya yang gagah! Dengarkan aku. Kamu pasti pernah mendengar betapa lazatnya daging kancil. Tak ada duanya di dunia!”

Buaya diam saja sambil mengeratkan gigitannya.

“Daging kancil begitu harumnya, sehingga siapa saja yang memakannya, keringatnya akan berbau harum selama 40 hari. Keharuman khas kancil yang akan dikenali siapa saja dari jarak ratusan meter”.

Buaya nampak mulai tertarik dengan kata-kata kancil.

“Tapi dengar kata-kataku ini. Aku sedang dalam perjalanan ke Alas-Roban untuk menemui Kancilman yang ditugaskan untuk menghukumku. Kancilman ini super-jagoan andalan raja.

Berkat jubahnya dia bisa terbang secepat rajawali dan hidungnya mampu mengenali bau semua jenis kancil dari jarak seratus kilometer. Sia-sia saja aku coba larikan diri. Makanya aku sengaja datang menemui dirinya”.

Buaya tambah tertarik dengan kata-kata Sang Kancil sehingga menggoyang-goyangkan kepalanya.

“Sebulan lalu saat raja berkunjung ke hutan ini, aku telah membuat anak raja sakit dengan memberinya suguhan tikus clurut. Sakitnya makin lama makin bertambah parah dan kudengar dia mati seminggu yang lalu. Nampaknya Kancilman diutus membawaku ke istana untuk di hukum gantung. Tapi paling cepat dia akan sampai kesini dua hari lagi”

Buaya benar-benar tertarik dengan kata-kata Sang Kancil sehingga matanya berkedip-kedip.

“Sayangnya Si Kancilman ini rabun penglihatannya, sehingga dia hanya mengenali sasaran dari baunya. Aku khawatir dirimulah yang akan dibawa menghadap raja, karena bau dagingku akan melekat di tubuhmu selama 40 hari”

Buaya tampak mulai merasa takut.


Anda ingin bikin blog yang cantik, keren tapi murah?

klik di sini

Penting!! Perlu Anda Baca:@ Cara Bikin Blog Cantik@ Blog Matahati@ Bukan Berita Biasa@ Trik dan rumus matematika@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah@ Tips dan Trik belajar yang efektif@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus@ Pasang Iklan gratis@ Kumpulan widget gratis@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah @ Seputar Koleksi Buku@ Seputar Resensi Buku@ Kumpulan tutorial Blog
Baca Selengkapnya »»

Tuesday, July 26, 2011

Kancil dan kura-kura




Kancil dan kura-kura sudah lama bersahabat. Pada
suatu hari mereka pergi menangkap ikan disebuah danau.
Berjumpalah mereka dengan seekor kijang. Kijang
ingin ikut. Lalu mereka pergi bertiga.



Sampai disebuah bukit mereka bertemu dengan seekor
rusa. Rusa juga ingin ikut. Segera rusa bergabung
dalam rombongan. Dalam perjalanan, disebuah lembah
berjumpalah mereka dengan seekor babi hutan. Babi
hutan menayakan apakah ia boleh ikut. "Tentu saja,
itu gagasan yang baik, daripada hanya berempat lebih
baik berlima," jawab kura-kura.

Setiba di bukit yang berikutnya, berjumpalah mereka
dengan seekor beruang. Lalu mereka berenam
melanjutkan perjalanannya. Kemudian mereka bertemu
dengan seekor badak. "Bagaimana kalau aku ikut,"
tanya badak. "Mengapa tidak?", jawab semua. Bahkan
lalu bergabung pula seekor banteng.

Kali berikutnya rombongan kancil bertemu dengan seekor
kerbau yang akhirnya ikut serta. Begitu pula ketika
mereka bertemu dengan seekor gajah. Demikianlah,
mereka bersepuluh berjalan berbaris beriringan
mengikuti kancil dan akhirnya mereka sampai ke danau
yang dituju. Bukan main banyaknya ikan yang berhasil
ditangkap. Ikan kemudian disalai dengan mengasapinya
dengan nyala api sampai kering.

Keesokan harinya, beruang bertugas menjaga ikan-ikan
ketika yang lainnya sedang pergi menangkap ikan.
Tiba-tiba seekor harimau datang mendekat. Tak lama
kemudian beruang dan harimau terlibat dalam
perkelahian seru. Beruang jatuh pingsan dan ikan-ikan
habis disantap harimau.

Berturut-turut mereka kemudian menugasi gajah,
banteng, badak, kerbau, babi hutan, rusa dan kijang,
semuanya menyerah. Sekarang tinggal kura-kura dan
kancil yang belum terkena giliran menunggu ikan.
Kura-kura dianggap tidak mungkin berdaya menghadapi
harimau, maka diputuskanlah kancil yang akan menjaga.

Sebelum teman-temannya pergi menangkap ikan,
dimintanya mereka mengumpulkan rotan
sebanyak-banyaknya. Lalu masing-masing dipotong
kira-kira satu hasta. Tak lama kemudian tampak kancil
sedang sibuk membuat gelang kaki, gelang badan, gelang
lutut dan gelang leher. Sebentar-sebentar kancil
memandang ke langit seolah-olah ada yang sedang
diperhatikannya. Harimau terheran-heran, lalu
perlahan-lahan mendekati si kancil. Kancil pura-pura
tidak mempedulikan harimau.

Harimau bertanya, "Buat apa gelang rotan
bertumpuk-tumpuk itu?". Jawab kancil, "Siapa yang
memakai gelang-gelang ini akan dapat melihat apa yang
sedang terjadi di lagit". Lalu dia menengadah sambil
seolah-olah sedang menikmati pemandangan di atas.
Terbit keinginan harimau untuk dapat juga melihat apa
yang terjadi di langit.

Bukan main gembiranya kancil mendengar permintaan
harimau. Dimintanya harimau duduk di tanah melipat
tangan dan kaki. Lalu dilingkarinya kedua tangan,
kedua kaki dan leher harimau dengan gelang-gelang
rotan sebanyak-banyaknya sehingga harimau tidak dapat
bergerak lagi.

Setelah dirasa cukup, rombongan si kancil berniat
kembali pulang ke rumah, akan tetapi mereka bertengkar
mengenai bagian masing-masing. Mereka berpendapat,
siapa yang berbadan besar akan mendapatkan bagian yang
besar pula. Kancil sebenarnya tidak setuju dengan
usulan tersebut. Lalu dia mencari akal.

Tiba-tiba melompatlah kancil dan memberi tanda ada
marabahaya. Semuanya ketakutan dan terbirit-birit
melarikan diri. Ada yang jatuh tunggang langgang, ada
yang terperosok ke lubang dan ada pula yang tersangkut
akar-akar. Salaipun mereka tinggalkan semua. Hanya
kancil dan kura-kura yang tidak lari. Berdua mereka
pulang dan berjalan berdendang sambil membawa
bungkusan yang sarat.
"Berkat kecerdasan tinggi, yang lemah jadi kuat dan
yang ditindas jadi pemenang".


Anda ingin bikin blog yang cantik, keren tapi murah?

klik di sini

Penting!! Perlu Anda Baca:@ Cara Bikin Blog Cantik@ Blog Matahati@ Bukan Berita Biasa@ Trik dan rumus matematika@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah@ Tips dan Trik belajar yang efektif@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus@ Pasang Iklan gratis@ Kumpulan widget gratis@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah @ Seputar Koleksi Buku@ Seputar Resensi Buku@ Kumpulan tutorial Blog
Baca Selengkapnya »»

Monday, July 25, 2011

Semut dan sang belalang




Pada siang hari di akhir musim gugur, satu keluarga semut yang telah bekerja keras sepanjang musim panas untuk mengumpulkan makanan, mengeringkan butiran-butiran gandum yang telah mereka kumpulkan selama musim panas. Saat itu seekor belalang yang kelaparan, dengan sebuah biola di tangannya datang dan memohon dengan sangat agar keluarga semut itu memberikan sedikit makan untuk dirinya.



"Apa!" teriak sang Semut dengan terkejut, "tidakkah kamu telah mengumpulkan dan menyiapkan makanan untuk musim dingin yang akan datang ini? Selama ini apa saja yang kamu lakukan sepanjang musim panas?"

"Saya tidak mempunyai waktu untuk mengumpulkan makanan," keluh sang Belalang; "Saya sangat sibuk membuat lagu, dan sebelum saya sadari, musim panas pun telah berlalu."

Semut tersebut kemudian mengangkat bahunya karena merasa gusar.

"Membuat lagu katamu ya?" kata sang Semut, "Baiklah, sekarang setelah lagu tersebut telah kamu selesaikan pada musim panas, sekarang saatnya kamu menari!" Kemudian semut-semut tersebut membalikkan badan dan melanjutkan pekerjaan mereka tanpa memperdulikan sang Belalang lagi.

Ada saatnya untuk bekerja dan ada saatnya untuk bermain.


Anda ingin bikin blog yang cantik, keren tapi murah?

klik di sini

Penting!! Perlu Anda Baca:@ Cara Bikin Blog Cantik@ Blog Matahati@ Bukan Berita Biasa@ Trik dan rumus matematika@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah@ Tips dan Trik belajar yang efektif@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus@ Pasang Iklan gratis@ Kumpulan widget gratis@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah @ Seputar Koleksi Buku@ Seputar Resensi Buku@ Kumpulan tutorial Blog
Baca Selengkapnya »»

Sunday, July 24, 2011

Kura-kura san sepasang itik




Seekor kura-kura, yang kamu tahu selalu membawa rumahnya di belakang punggungnya, dikatakan tidak pernah dapat meninggalkan rumahnya, biar bagaimana keras kura-kura itu berusaha. Ada yang mengatakan bahwa dewa Jupiter telah menghukum kura-kura karena kura-kura tersebut sangat malas dan lebih senang tinggal di rumah dan tidak pergi ke pesta pernikahan dewa Jupiter, walaupun dewa Jupiter telah mengundangnya secara khusus.



Setelah bertahun-tahun, si kura-kura mulai berharap agar suatu saat dia bisa menghadiri pesta pernikahan. Ketika dia melihat burung-burung yang beterbangan dengan gembira di atas langit dan bagaimana kelinci dan tupai dan segala macam binatang dengan gesit berlari, dia merasa sangat ingin menjadi gesit seperti binatang lain. Si kura-kura merasa sangat sedih dan tidak puas. Dia ingin melihat dunia juga, tetapi dia memiliki rumah pada punggungnya dan kakinya terlalu kecil sehingga harus terseret-seret ketika berjalan.

Suatu hari dia bertemu dengan sepasang itik dan menceritakan semua masalahnya."Kami dapat menolongmu untuk melihat dunia," kata itik tersebut. "Berpeganglah pada kayu ini dengan gigimu dan kami akan membawamu jauh ke atas langit dimana kamu bisa melihat seluruh daratan di bawahmu. Tetapi kamu harus diam dan tidak berbicara atau kamu akan sangat menyesal."

Kura-kura tersebut sangat senang hatinya. Dia cepat-cepat memegang kayu tersebut erat-erat dengan giginya, sepasang itik tadi masing-masing menahan kedua ujung kayu itu dengan mulutnya, dan terbang naik ke atas awan.

Saat itu seekor burung gagak terbang melintasinya. Dia sangat kagum dengan apa yang dilihatnya dan berkata:

"Kamu pastilah Raja dari kura-kura!"

"Pasti saja......" kura-kura mulai berkata.

Tetapi begitu dia membuka mulutnya untuk mengucapkan kata-kata tersebut, dia kehilangan pegangan pada kayu tersebut dan jatuh turun ke bawah, dimana dia akhirnya terbanting ke atas batu-batuan yang ada di tanah.

Rasa ingin tahu yang bodoh dan kesombongan sering menyebabkan kesialan.


Anda ingin bikin blog yang cantik, keren tapi murah?

klik di sini


Penting!! Perlu Anda Baca:@ Cara Bikin Blog Cantik@ Blog Matahati@ Bukan Berita Biasa@ Trik dan rumus matematika@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah@ Tips dan Trik belajar yang efektif@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus@ Pasang Iklan gratis@ Kumpulan widget gratis@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah @ Seputar Koleksi Buku@ Seputar Resensi Buku@ Kumpulan tutorial Blog
Baca Selengkapnya »»

Saturday, July 23, 2011

Kerbau dan singa




Seekor kerbau jantan berhasil lolos dari serangan seekor singa dengan cara memasuki sebuah gua dimana gua tersebut sering digunakan oleh kumpulan kambing sebagai tempat berteduh dan menginap saat malam tiba ataupun saat cuaca sedang memburuk. Saat itu hanya satu kambing jantan yang ada di dalam gua tersebut. Saat kerbau masuk kedalam gua, kambing jantan itu menundukkan kepalanya, berlari untuk menabrak kerbau tersebut dengan tanduknya agar kerbau jantan itu keluar dari gua dan dimangsa oleh sang Singa. Kerbau itu hanya tinggal diam melihat tingkah laku sang Kambing. Sedang diluar sana, sang Singa berkeliaran di muka gua mencari mangsanya.




Lalu sang kerbau berkata kepada sang kambing, "Jangan berpikir bahwa saya akan menyerah dan diam saja melihat tingkah lakumu yang pengecut karena saya merasa takut kepadamu. Saat singa itu pergi, saya akan memberi kamu pelajaran yang tidak akan pernah kamu lupakan."

Sangatlah jahat, mengambil keuntungan dari kemalangan orang lain.




Anda ingin bikin blog yang cantik, keren tapi murah?

klik di sini

Penting!! Perlu Anda Baca:@ Cara Bikin Blog Cantik@ Blog Matahati@ Bukan Berita Biasa@ Trik dan rumus matematika@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah@ Tips dan Trik belajar yang efektif@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus@ Pasang Iklan gratis@ Kumpulan widget gratis@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah @ Seputar Koleksi Buku@ Seputar Resensi Buku@ Kumpulan tutorial Blog
Baca Selengkapnya »»

Friday, July 22, 2011

Kancil dan siput




Dongeng Sang Kancil dan Siput Berlomba Lari
Dikisahkan bangsa siput menantang kembali Sang Kancil berlomba lari. Dua puluh tahun yang silam siput berhasil memenangkan lomba lari karena kancil yang ditugaskan berlomba lari malahan tidur-tiduran sementara siput merayap dengan pasti menuju garis finish. Penyebab kekalahan kancil adalah dia terlalu meremehkan kemampuan siput dan si kancil lomba adalah seorang pemalas yang suka berleha-leha tidur-tiduran dulu sebelum bekerja. Pada perlombaan kedua yang dilakukan 10 tahun silam kembali siput memenangkan pertandingan berkat strategi siput yang berbaris sepanjang garis start hingga finish.



Setiapkali kancil memanggil nama siput, siput yang berada di depan kancil menyahut, begitu seterusnya hingga si kancil kalah dalam pertandingan karena menyangka siput selalu berlari didepannya. Kancil bodoh itu tertipu karena tidak tahu bahwa siput memiliki cangkang yang berbeda-beda pola warnanya sehingga bisa dibedakan satu dengan yang lainnya. Walaupun si kancil lomba itu rajin, dia gagal menang karena ketidakmampuannya membedakan siput. Nah, baru pada perlombaan ketiga ini bangsa kancil berhasil memenangkan pertandingan setelah wakil kancil sukses mengalahkan wakil siput. Disiplin dan etika yang dipaksakan Kancil Senior dengan tangan besi kepada seluruh bangsa kancil telah merubah bangsa kancil menjadi bangsa yang cerdik, cepat dan rajin. Tak heran mereka dengan mudah mengalahkan siput dalam lomba lari.

^_^

Setiap binatang punya kelebihan. Mengapa siput mesti bertanding pada hal-hal yang menjadi titik kelemahannya. Mengapa dia sibuk menambal kelemahan-kelemahannya, bukannya memaksimalkan hal-hal yang menjadi kelebihannya?. Sebuah pertanyaan yang diam-diam kancil simpan dalam hati.

“Pernah kepikir gak, para siput itu jagoan merayap di atas dinding tegak lurus? tanya Sang Kancil

“Trus kenaapa? Buat apa aku mikir yang begituan?

“Sadar gak siy dirimu kalau itu adalah kelebihan? Insyaf gak siy dirimu kalo Aku, Sang Kancil gak bisa melakukan itu?

“Apa hebatnya jago merayap? Itu adalah keahlian biasa yang dengan mudah dimiliki seekor siput. Tak ada yang dapat dibanggakan dari merayap!”

“Kalian para siput dapat mencapai daun-daun enak yang berada di dinding tebing yang tinggi. Kalian bisa merayap untuk menikmati gurihnya pucuk-pucuk daun muda pepohonan yang tak pernah bisa kunikmati karena terlalu tinggi buatku!”

“Tapi itu tak ada apa-apanya dibanding kehebatan dalam berlari seperti yang kau punya!”

“Gak juga. Kalian bisa merayap untuk mendapatkan air yang tersembunyi di lorong-lorong kecil di hutan ini. Saat musim kemarau kalian tidak akan sesulit aku mendapatkan air!”

“Tetap saja merayap itu untuk si lambat dan sama sekali tidak pernah membuat kami bangga!”

“Kalian tidak butuh kemampuan berlari seperti kami. Macan yang gemar memburu kami -- tak berminat mengejar-ngejar kalian. Lari adalah jalan hidup kami. Merayap adalah jalan hidup kalian!”

“Bila kami bisa berlari, kami akan lebih senang dan lebih terlindung!

“Ah gak juga. Kalian punya cangkang yang kuat untuk melindungi diri. Kalian para siput punya warna cangkang untuk menyamarkan diri dari para musuh. Secara kalian lebih aman sembunyi daripada lari, kalian sama sekali tidak butuh kemampuan berlari”

“Dengar Kancil, lari adalah kebanggaan kami, jalan hidup pilihan kami!”

“Malangnya nasibmu. Sungguh malang seekor perayap sejati memilih berlomba lari. Kalian hanya akan jadi pecundang di dunia lari! Kalian adalah raksasa di dunia merayap, sungguh amat bodoh sekali memilih berlomba lari!”

“Lari adalah mitos paling bersejarah warisan nenek moyang siput”

“Kalian sungguh menyedihkan! Hidup dengan kebanggaan semu. Berjuang habis-habisan untuk mencapai sesuatu yang tidak kalian butuhkan. Kalian percuma saja berlatih keras berlari. Kaki-kaki kalian adalah kaki perayap sejati. Kalian jauh lebih dahsyat daripada kami dalam merayap. Tapi kalian mengingkari takdir kalian. Kalian lari dari kenyataan bahwa kalian bukan pelari tapi perayap”

“Jangan ajari aku menerima kenyataan pahit’

“Sama sekali bukan kenyataan pahit! Ikan adalah para jagoan renang, dan itu tidak lebih rendah dari berlari. Gajah adalah jagoan mengangkat pohon-pohon besar, dan mereka sama sekali tidak merasa lebih rendah dari binatang jagoan lari. Burung-burung bangga dengan kemampuannya terbang melanglang jagad raya. Meraka membawa cerita-cerita dahsyat tentang negeri-negeri jauh yang belum pernah kita kenal. Mereka bangga dengan kemampuan terbang yang mereka miliki”

^_^

Siput diam. Hatinya masih membara oleh mitos kemanangan siput atas kancil yang telah tumbang. Baginya tak ada yang lebih menyedihkan daripada runtuhnya mitos yang menjadi kebanggaan seluruh bangsa siput. Kini apalagi yang bisa dibanggakan setelah ditaklukkan Sang Kancil. Lari serasa segalanya baginya. Tanpa kemenangan dalam lomba lari tak ada artinya lagi dirinya.

Walaupun menangkap kebenaran di balik kata-kata Sang Kancil tentang bermacam-macamnya kelebihan yang dimiliki binatang, sulit baginya menerima kenyataan bahwa berlari adalah bukan untuk siput. Sungguh pahit untuk ditelan. Karena masyarakat binatang di hutan melihat kehebatan berlari adalah sebuah kebanggaan, sementara merayap tak pernah disebut-sebut.


Apa yang dibanggakan dari suatu kemampuan yang tak pernah disebut-sebut binatang lain dengan takzim?. Apa yang membesarkan hati dari sesuatu yang tidak mendatangkan pujian, walaupun kemampuan itu sangat dibutuhkannya?. Buat apa meraih prestasi yang tidak mendatangkan pujian, sungguhpun prestasi itu membawa manfaat besar bagi bangsa siput?. Apa siy yang lebih penting dari pujian?. Satu cara berpikir yang menyedihkan dari seekor siput malang.

Anda ingin bikin blog yang cantik, keren tapi murah?

klik di sini


Penting!! Perlu Anda Baca:@ Cara Bikin Blog Cantik@ Blog Matahati@ Bukan Berita Biasa@ Trik dan rumus matematika@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah@ Tips dan Trik belajar yang efektif@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus@ Pasang Iklan gratis@ Kumpulan widget gratis@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah @ Seputar Koleksi Buku@ Seputar Resensi Buku@ Kumpulan tutorial Blog
Baca Selengkapnya »»

Thursday, July 21, 2011

Kancil dan siput




Dongeng Sang Kancil dan Siput Berlomba Lari
Dikisahkan bangsa siput menantang kembali Sang Kancil berlomba lari. Dua puluh tahun yang silam siput berhasil memenangkan lomba lari karena kancil yang ditugaskan berlomba lari malahan tidur-tiduran sementara siput merayap dengan pasti menuju garis finish. Penyebab kekalahan kancil adalah dia terlalu meremehkan kemampuan siput dan si kancil lomba adalah seorang pemalas yang suka berleha-leha tidur-tiduran dulu sebelum bekerja. Pada perlombaan kedua yang dilakukan 10 tahun silam kembali siput memenangkan pertandingan berkat strategi siput yang berbaris sepanjang garis start hingga finish.



Setiapkali kancil memanggil nama siput, siput yang berada di depan kancil menyahut, begitu seterusnya hingga si kancil kalah dalam pertandingan karena menyangka siput selalu berlari didepannya. Kancil bodoh itu tertipu karena tidak tahu bahwa siput memiliki cangkang yang berbeda-beda pola warnanya sehingga bisa dibedakan satu dengan yang lainnya. Walaupun si kancil lomba itu rajin, dia gagal menang karena ketidakmampuannya membedakan siput. Nah, baru pada perlombaan ketiga ini bangsa kancil berhasil memenangkan pertandingan setelah wakil kancil sukses mengalahkan wakil siput. Disiplin dan etika yang dipaksakan Kancil Senior dengan tangan besi kepada seluruh bangsa kancil telah merubah bangsa kancil menjadi bangsa yang cerdik, cepat dan rajin. Tak heran mereka dengan mudah mengalahkan siput dalam lomba lari.


Siput menunduk di depan Sang Kancil yang menatapnya dengan iba. Bagaimana mungkin mitos kebesaran siput kini berakhir sedih. Reputasi Siput sebagai si lambat yang tekun melangkah hingga mampu menaklukkan kancil kini sirna sudah. Tak ada lagi sorak sorai penghuni hutan menyambut takluknya kancil yang cerdik cendekia di tangan siput.

“Ijinkan aku berduka. Ijinkan juga aku mengobati rasa dukaku dengan mendengarkan nasehat-nasehatmu” kata Siput merendahkan diri.

“Tak ada alasan yang membuatmu sedih. Kanyataan yang ada di dunia ini senantiasa berubah. Hari kemarin bangsa siput mempecundangi kancil. hari ini giliran kancil yang menang”.

“Kemenangan kami adalah mitos. Sudah jadi kebanggaan bangsa siput menaklukkan kancil yang tersohor kecerdikannya. Sudah menjadi tradisi kami merayakan kebesaran nama kami di seantero hutan raya”

“Dengarlah aku. Selama ini kalian merayakan kebesaran yang semu. Kalian bergembira ria atas kehebatan yang palsu. Prestasi ala kadarnya telah kalian bangga-banggakan”

“Kami benar-benar mengalahkan kancil. Bukan kemenangan semu. Tapi sebenar-benarnya kemenangan. Kami mencapai garis finis lebih dulu daripada kalian”.

“Kalian menang karena kami bodoh dan malas. Kalian menang bukan karena kekuatan kalian tetapi oleh kelemahan para kancil”.

“Apa maksudmu”

“Pertandingan 20 tahun yang lalu kalian menangkan karena kancil yang ditugaskan untuk berlomba lari adalah seorang pemalas. Dia tidur-tiduran sementara wakil siput dengan tekun marayap. Saat Sang Kancil tertidur pulas, siput telah menginjak garis finis. Saat kancil pemalas terbangun, piala kemenangan telah diraih bangsa siput”.

“Tapi kami juga menang pada perlombaan 10 tahun yang lalu”

“Yah, kami belajar dari sejarah. Wakil kancil waktu perlombaan kedua adalah seekor kancil yang rajin. Tapi dia tidak pernah belajar. Dia tidak pernah mengamati tanda-tanda alam. Bangsa siput dengan mudah memperdaya kancil bodoh itu. Kalian berbaris sepanjang rute pertandingan lari, dari garis start hingga garis finish. Setiap kali dia memanggil siput, siput yang berada di depan kancil selalu menyahut. Kancil bodoh itu menyangka siput selalu berlari di depannya, padahal mereka adalah siput-siput berbeda yang berbaris di depannya. Kancil lalai itu tidak bisa membedakan siput satu dengan siput lainnya. Padahal warna rumah-cangkang kalian jelas berbeda-beda, tapi dia tidak menyadari. Dia tidak pernah bersahabat dengan alam. Dia gagal mempelajari ilmu kehidupan”.

“Kini kalian mengalahkan kami. Padahal kami telah mempersiapkan diri dengan baik”

“Kami belajar dari sejarah. Kini kami membangun disiplin dan etika yang membuat seekor binatang layak disebut Sang Kancil. Anak kancil yang tidak memenuhi disiplin dan etika kancil tidak akan diakui sebagai kancil. Dia hanya sebagai kancal saja. Dia tak lebih dari anak biologis dari kancil, tapi tidak layak menyandang gelar Sang Kancil yang senantiasa bijaksana”.

“Kalian membuang anak-anak kalian sendiri?”

“Kami tidak menyia-nyiakan keturunan kami. Bangsa kancil tidak akan membuang anak cucunya. Hanya saja kami telah mendeklarasikan nama Sang Kancil sebagai sebuah gelar kehormatan. Anak-anak kami adalah seekor kancal. Mereka berhak disebut kancil hanya bila belajar keras hingga menjadi cerdik; mampu mengendalikan diri untuk tetap rajin dan menjauhi sifat pemalas, dan berdisiplin latihan lari, sehingga mampu berlari kencang. Hanya seekor kancal yang cerdik, rajin dan cepat yang layak digelari kancil”.

“Dan kemudian kalian mampu mengalahkan kami. Padahal kami juga bekerja keras mempersiapkan siput pilihan untuk bertanding”

“Kalian tidak mau berpikir. Kalian bertanding dengan kami atas sesuatu yang sangat kami kuasai. Kalian seperti mengajak ikan bertanding menyelam”

“Apa maksudmu? Apakah salah bila kami ingin memenangkan pertandingan lari”

Kancil tersenyum mendengar siput mulai terpancing kemarahannya oleh kata-katanya. Apa siy yang salah dengan ambisi yang salah sasaran?. Siput sang perayap akan dengan mudah mengalahkan kancil bila harus bertanding memanjat pohon, lomba meniti sebatang bambu untuk menyeberang sungai, atau menggapai pucuk-pucuk daun pepohonan yang hijau.


Setiap binatang punya kelebihan. Mengapa siput mesti bertanding pada hal-hal yang menjadi titik kelemahannya. Mengapa dia sibuk menambal kelemahan-kelemahannya, bukannya memaksimalkan hal-hal yang menjadi kelebihannya?. Sebuah pertanyaan yang diam-diam kancil simpan dalam hati.


Anda ingin bikin blog yang cantik, keren tapi murah?

klik di sini


Penting!! Perlu Anda Baca:@ Cara Bikin Blog Cantik@ Blog Matahati@ Bukan Berita Biasa@ Trik dan rumus matematika@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah@ Tips dan Trik belajar yang efektif@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus@ Pasang Iklan gratis@ Kumpulan widget gratis@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah @ Seputar Koleksi Buku@ Seputar Resensi Buku@ Kumpulan tutorial Blog
Baca Selengkapnya »»

Wednesday, July 20, 2011

Kancil dan siput




Dongeng Sang Kancil dan Siput Berlomba Lari
Perlombaan lari antara Kancil dan Siput baru saja usai. Tidak seperti yang diduga para penghuni hutan yang menonton pertandingan, Kancil dengan mudah mengalahkan Siput.

Kancil yang cerdik lari sekencang-kencangnya dan dalam sekejap memenangkan pertandingan. Berbeda dengan mitos bahwa kancil dapat dengan mudah dikalahkan siput karena tidur dan bermalas-malasan selama pertandingan. Kancil kiwari bukannya tidur selama bertanding, tetapi tidur-tiduran setelah memenangkan pertandingan.



Kemudian sambil tidur-tiduran di garis finish, Sang Kancil menonton Siput yang berjalan lambat-lambat menuju garis finish. Air matanya bercucuran karena Siput merasa gagal mempertahankan mitos Keluarga Siput yang turun temurun tidak terkalahkan oleh kancil.

Siput merasa dirinya tak berguna lagi setelah kegagalan itu. Tak ada artinya lagi kehadirannya di tengah-tengah dinasti siput yang tersohor sebagai penakluk para kancil dalam lomba lari. Apa arti dirinya setelah kalah dalam lomba lari.

Siput merasa harus meratapi nasibnya yang malang. Kini segalanya telah berubah. Bangsa kancil sudah tidak seperti dulu lagi. Baru disadarinya telah bertahun-tahun Kancil Tua menggunakan tangan besi untuk mendidik kancil-kancil yunior agar tidak bermalas-malasan.

“Kancil lambat akan diterkam macan, Kancil bodoh akan dimakan buaya dan Kancil malas akan dipermalukan siput” kata-kata itulah yang selalu di dengungkan Kancil Tua pada kancil-kancil muda yang membuat mereka tak punya pilihan lagi kecuali bekerja keras untuk menjadi cepat, pintar dan rajin. Siput sering mendengar desas-desus tentang kebijakan yang diambil oleh si Kancil Tua, namun baru kali ini dia melihat efeknya.

Sistem aristokrasi yang dibangun oleh Kancil Tua telah membuat kancil-kancil muda harus memenuhi tiga kualitas itu agar diterima di keluarganya. Seekor kancil hanya boleh diterima sebagai Keluarga Kancil bila memenuhi persyaratan disiplin dan etika sebagai kancil. Yaitu cepat, pintar dan rajin.

Kancil yang tidak memiliki salah satu dari tiga karakter kancil itu masih disebut sebagai “kancal”. Sebutan itu diambil dari urutan huruf vokal a-i-u-e-o. Vokal sebelum i adalah vokal a. Artinya seekor Kancal belum layak digelari kancil sejati.

Seperangkat etika yang dibangun sesepuh kancil itu membuat kancil-kancil menjadi binatang pilihan. Tidak sembarangan binatang layak disebut kancil sekalipun secara biologis dia adalah kancil. Hanya kancil yang terlatih baik, berdisiplin dan tunduk pada etika kancil yang boleh disebut kancil.


Tentu saja para kancil muda memetik hasilnya. Mereka perlahan-lahan mematahkan mitos-mitos tentang kancil. Citra kancil sebagai tukang tipu sekarang berubah menjadi kancil yang cerdas dan bijaksana. Citra kancil yang pemalas sekarang berubah menjadi kancil yang rajin dan ringan tangan. Reputasi Kancil yang suka mencuri timun sekarang dikenal sebagai bintang yang tak mau mencuri, bahkan suka membagi-bagi ketimun dan juga ilmu pengetahuan.

Kebijaksanaan Sang Kancil yang tersohor diseluruh hutan membuat Siput yang kalah dalam pertandingan lari itu tak malu untuk meminta nasehat. Siput datang sambil tersedu-sedan meminta pencerahan pada Sang Kancil tentang rahasia kekalahannya.

Apa yang sebaiknya dia lakukan untuk menebus kekalahannya. Apa yang membuatnya kalah, dan bagaimana caranya agar bisa menang dalam pertandingan berikutnya. Pertanyaan-pertanyaan yang dengan senang hati dijawab oleh Sang Kancil (undil feb08).


Anda ingin bikin blog yang cantik, keren tapi murah?

klik di sini

Penting!! Perlu Anda Baca:@ Cara Bikin Blog Cantik@ Blog Matahati@ Bukan Berita Biasa@ Trik dan rumus matematika@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah@ Tips dan Trik belajar yang efektif@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus@ Pasang Iklan gratis@ Kumpulan widget gratis@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah @ Seputar Koleksi Buku@ Seputar Resensi Buku@ Kumpulan tutorial Blog
Baca Selengkapnya »»

Tuesday, July 19, 2011

Kancil dan buaya




Dongeng Sang Kancil dan Buaya (3)
Singkatnya ada 40 ekor buaya yang berbaris dari sisi sungai ke sisi seberangnya. Sang kancil dengan lincahnya meloncat dari satu buaya ke buaya berikutnya hingga berhasil menyeberang sungai. Kemudian dia melompat ke atas tebing yang tidak dapat dijangkau buaya sambil tersenyum girang.



Tentu saja buaya-buaya marah sekali merasa ditipu. Mereka berteriak-teriak menyebut Sang Kancil sebagai penipu tengik. Disebutnya Sang Kancil binatang kacau, tukang tipu-tipu, tukang manipulasi dan musuh buaya nomor satu.

Namun dengan anggunnya Sang Kancil mendengarkan semua kata-kata puluhan buaya di bawahnya. Kemudian setelah mereka diam, Sang Kancil mulai menjawab tuduhan mereka.

“Dengar para buaya. Musuh kalian yang terbesar bukanlah aku. Tapi dua sifat lemah pada karakter buaya. Kalian bangsa buaya gampang dimanipulasi oleh siapa saja dengan memanfaatkan dua lubang besar pada karakter kalian” kata Sang Kancil.

“Hari ini aku berbaik hati membagi pengetahuanku tentang ilmu jiwa buaya. Pengetahuan yang lebih berharga daripada seribu daging kancil. Apalagi hanya daging kancil kurus seperti aku”. lanjut Sang Kancil

“Ada dua lubang besar pada karakter kalian. Dua lubang yang membuat kalian mudah dihipnotis ataupun dimanfaatkan. Pertama adalah kebutuhan yang berlebihan atas rasa aman yang membuat kalian gampang ditakut-takuti dan kedua adalah rasa tamak yang membuat kalian gampang diiming-imingi”

seru para buaya.

Anda ingin bikin blog yang cantik, keren tapi murah?

klik di sini

Penting!! Perlu Anda Baca:@ Cara Bikin Blog Cantik@ Blog Matahati@ Bukan Berita Biasa@ Trik dan rumus matematika@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah@ Tips dan Trik belajar yang efektif@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus@ Pasang Iklan gratis@ Kumpulan widget gratis@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah @ Seputar Koleksi Buku@ Seputar Resensi Buku@ Kumpulan tutorial Blog
Baca Selengkapnya »»

Monday, July 18, 2011

Kancil dan buaya




Dongeng Sang Kancil dan Buaya (2)
“Okey karena aku lebih suka mati dimakan buaya daripada dihukum gantung dihadapan ribuan kancil, aku akan memberitahu cara mengatasinya.”

mata Buaya tampak bersinar-sinar mendengar ada jalan keluar yang ditawarkan Sang Kancil untuk menghindari incaran Kancilman utusan raja.



“Bila dagingku dimakan 40 ekor buaya, bau tubuhku hanya bertahan 1 hari. Dirimu akan selamat dari incaran Kancilman karena dia aru akan datang lusa. Saat itu bauku telah hilang”.

Buaya dengan antusias menggoyang-goyangkan ekornya.

“Teman-temanmu juga akan berterimakasih padamu karena dihadiahi daging kancil yang lezatnya tiada tara. Akan lebih mudah bagi dirimu untuk terpilih menjadi raja buaya di sungai ini”

“Kudengar raja buaya telah mati sebulan lalu dan belum ada penggantinya. Aku rasa buaya kuning yang gagah seperti kamu dengan mudah akan membuat buaya-buaya kelabu terkagum-kagum pada kedermawananmu”.

“Dengarlah rahasiaku ini! Daging kancil akan membuat kulit buaya jadi kinclong! Mengkilat seperti emas! Walaupun teman-temanmu yang berkulit kelabu juga akan mengkilat setelah memakan dagingku, hanya kamulah yang paling bersinar. Itu karena kulitmu berwarna kuning keemasan”

Si Buaya dengan hati berbunga-bunga memukul-mukulkan ekornya ke air.

“Tiada buaya yang lebih pantas menjadi raja buaya selain buaya kuning yang kulitnya bersinar bak emas murni. Buaya gagah perkasa yang dermawan membagi-bagi daging lezat pada semua rakyatnya”

Gubraak!, Buaya tidak sabar lagi ingin memanggil teman-temannya.

“Baiklah, panggillah teman-temanmu dan suruh mereka berbaris dari sini ke seberang sungai. Aku sendiri yang akan memastikan jumlah kalian tidak kurang dari 40 ekor” kata Si Kancil singkat.



Anda ingin bikin blog yang cantik, keren tapi murah?

klik di sini

Penting!! Perlu Anda Baca:@ Cara Bikin Blog Cantik@ Blog Matahati@ Bukan Berita Biasa@ Trik dan rumus matematika@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah@ Tips dan Trik belajar yang efektif@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus@ Pasang Iklan gratis@ Kumpulan widget gratis@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah @ Seputar Koleksi Buku@ Seputar Resensi Buku@ Kumpulan tutorial Blog
Baca Selengkapnya »»

Sunday, July 17, 2011

Gagak dan kendi



Pada suatu musim yang sangat kering, dimana saat itu burung-burungpun sangat sulit mendapatkan sedikit air untuk diminum, seekor burung gagak menemukan sebuah kendi yang berisikan sedikit air. Tetapi kendi tersebut merupakan sebuah kendi yang tinggi dengan leher kendi sempit. Bagaimanapun burung gagak tersebut berusaha untuk mencoba meminum air yang berada dalam kendi, dia tetap tidak dapat mencapainya. Burung gagak tersebut hampir merasa putus asa dan merasa akan meninggal karena kehausan.



Kemudian tiba-tiba sebuah ide muncul dalam benaknya. Dia lalu mengambil kerikil yang ada di samping kendi, kemudian menjatuhkannya ke dalam kendi satu persatu. Setiap kali burung gagak itu memasukkan kerikil ke dalam kendi, permukaan air dalam kendipun berangsur-angsur naik dan bertambah tinggi hingga akhirnya air tersebut dapat di capai oleh sang burung Gagak.

Walaupun sedikit, pengetahuan bisa menolong diri kita pada saat yang tepat.




Anda ingin bikin blog yang cantik, keren tapi murah?

klik di sini

Penting!! Perlu Anda Baca:@ Cara Bikin Blog Cantik@ Blog Matahati@ Bukan Berita Biasa@ Trik dan rumus matematika@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah@ Tips dan Trik belajar yang efektif@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus@ Pasang Iklan gratis@ Kumpulan widget gratis@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah @ Seputar Koleksi Buku@ Seputar Resensi Buku@ Kumpulan tutorial Blog
Baca Selengkapnya »»

Saturday, July 16, 2011

Kancil dan buaya




Dongeng Sang Kancil dan Buaya (4)
“Kalian para buaya gampang banget ditakut-takuti. Saat aku bilang ada Kancilman yang akan mencari siapa saja yang berbau kancil, kalian dengan cepat menjadi ketakutan. Padahal kalian adalah para monster sungai yang gagah perkasa”

“Ketahuilah setelah rasa takut kalian berhasil ku-bangkitkan, kalian akan segera menyambar semua solusi yang aku tawarkan. Kalian tidak banyak berpikir lagi karena terhipnotis pada rasa aman yang aku janjikan”.



“Kalian begitu takutnya terhadap penderitaan, sehingga kalian gampang dimanipulasi dengan tawaran perlindungan. Andai kalian berjiwa jantan dan siap menghadapi penderitaan, kalian tidak akan mudah ditakut-takuti”.

“Kalian juga tamak dan mudah diiming-imingi. Saat aku menawarkan imbalan yang luar biasa dengan sedikit usaha, kalian dengan cepat tertarik. Dengar kau Buaya Kuning! Aku menawarkan kekuasaan menjadi raja buaya dan kecantikan kulit yang cemerlang hanya dengan sedikit usaha, yaitu memakan daging kancil. Bukankah hal itu tidak masuk akal!.”

“Hal yang tidak masuk akal dapat kalian terima bukan semata-mata karena mulut manisku. Namun juga karena nafsu kalian untuk mendapatkan sesuatu tanpa bersusah payah. Aku memanipulasi kalian dengan menunggangi nafsu untuk memiliki sesuatu dengan mudah -- yang pada kondisi normal harus kalian raih dengan susah payah”

“Aku leluasa menghipnotis akal sehat kalian karena kalian tidak sadar bahwa buaya gampang diiming-imingi! Andai kalian sadar bahwa para buaya gampang tertarik pada jalan pintas, kalian akan segera waspada saat aku datang dengan tawaran indah yang tidak masuk akal!”

suara buaya melemah setelah menyadari kebenaran kata-kata Sang Kancil.

“Kalian tidak usah bersedih dengan dua kelemahan itu. Dengarlah mulai sekarang kalian sudah memiliki bekal berharga, yakni kebijaksanaan Sang Kancil. Aku telah membantu kalian mengenal diri sendiri. Kalian para buaya yang gagah perkasa, yakinlah bahwa kalian ditakdirkan untuk selalu berjuang menutupi dua lubang besar pada karakter kalian itu!"

para buaya perlahan-lahan bubar meninggalkan Sang Kancil sambil mengingat-ingat dua lubang besar pada karakter mereka (undil)

Anda ingin bikin blog yang cantik, keren tapi murah?

klik di sini


Penting!! Perlu Anda Baca:@ Cara Bikin Blog Cantik@ Blog Matahati@ Bukan Berita Biasa@ Trik dan rumus matematika@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah@ Tips dan Trik belajar yang efektif@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus@ Pasang Iklan gratis@ Kumpulan widget gratis@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah @ Seputar Koleksi Buku@ Seputar Resensi Buku@ Kumpulan tutorial Blog
Baca Selengkapnya »»

Friday, May 20, 2011

Pemuda Miskin dan Jerami

Dahulu kala waktu penulis belum lahir, ada seorang pemuda miskin yang bernama Taro. Ia bekerja untuk ladang orang lain dan tinggal dilumbung rumah majikannya. Suatu hari, Taro pergi ke masjid untuk berdoa. "ya Allah Ya Robb! Aku telah bekerja dengan sungguh-sungguh, tapi kehidupanku tidak berkercukupan Mohon kayakanlah aku Ya Robb".

Si pemuda pun berdoa pula "ya Robb, Tolonglah aku agar hidup senang dan berlimpah harta seperti para Anggota DPR". Sejak saat itu setiap selesai bekerja, Taro pergi ke masjid. Suatu malam, sesuatu yang aneh membangunkan Taro. Di sekitarnya menjadi bercahaya, lalu muncul suara tanpa rupa. "Hai Taro, dengar baik-baik. Peliharalah baik-baik benda yang pertama kali kau dapatkan esok hari. Itu akan membuatmu bahagia."


Keesokan harinya ketika keluar dari pintu masjid, Taro jatuh terjerembab. Ketika sadar ia sedang menggenggam sebatang jerami. "Oh, jadi yang dimaksud suara tanpa rupa adalah jerami, ya? Apa jerami ini akan mendatangkan kebahagiaan…?", pikir Taro. Walaupun agak kecewa dengan benda yang didapatkannya Taro lalu berjalan sambil membawa jerami.

Di tengah jalan ia menangkap dan mengikatkan seekor lalat besar yang terbang dengan ributnya mengelilingi Taro di jeraminya. Lalat tersebut terbang berputar-putar pada jerami yang sudah diikatkan pada sebatang ranting. "Wah menarik ya", ujar Taro. Saat itu lewat kereta yang diikuti para pengawal. Di dalam kereta itu, seorang anak sedang duduk sambil memperhatikan lalat Taro. "Aku ingin mainan itu." Seorang pengawal datang menghampiri Taro dan meminta mainan itu. "Silakan ambil", ujar Taro. Ibu anak tersebut memberikan tiga buah jeruk sebagai rasa terima kasihnya kepada Taro.

"Wah, sebatang jerami bisa menjadi tiga buah jeruk", ujar Taro dalam hati. Ketika meneruskan perjalanannya, terlihat seorang wanita yang sedang beristirahat dan sangat kehausan. "Maaf, adakah tempat di dekat sini mata air ?", tanya wanita tadi. "Ada di kolam dekat masjid, tetapi jaraknya masih jauh dari sini, kalau anda haus, ini kuberikan jerukku", kata Taro sambil memberikan jeruknya kepada wanita itu.

"Terima kasih, berkat engkau, aku menjadi sehat dan segar kembali". Terimalah kain tenun ini sebagai rasa terima kasih kami, ujar suami wanita itu. Dengan perasaan gembira, Taro berjalan sambil membawa kain itu. Tak lama kemudian, lewat seorang samurai dengan kudanya.

Ketika dekat Taro, kuda samurai itu terjatuh dan tidak mampu bergerak lagi. "Aduh, padahal kita sedang terburu-buru." Para pengawal berembuk, apa yang harus dilakukan terhadap kuda itu. Melihat keadaan itu, Taro menawarkan diri untuk mengurus kuda itu.

Sebagai gantinya Taro memberikan segulung kain tenun yang ia dapatkan kepada para pengawal samurai itu. Taro mengambil air dari sungai dan segera meminumkannya kepada kuda itu. Kemudian dengan sangat gembira, Taro membawa kuda yang sudah sehat itu sambil membawa 2 gulung kain yang tersisa.

Ketika hari menjelang malam, Taro pergi ke rumah seorang petani untuk meminta makanan ternak untuk kuda, dan sebagai gantinya ia memberikan segulung kain yang dimilikinya. Petani itu memandangi kain tenun yang indah itu, dan merasa amat senang. Sebagai ucapan terima kasih petani itu menjamu Taro makan malam dan mempersilakannya menginap di rumahnya. Esok harinya, Taro mohon diri kepada petani itu dan melanjutkan perjalanan dengan menunggang kudanya.

Tiba-tiba di depan sebuah rumah besar, orang-orang tampak sangat sibuk memindahkan barang-barang. "Kalau ada kuda tentu sangat bermanfaat," pikir Taro. Kemudian taro masuk ke halaman rumah dan bertanya apakah mereka membutuhkan kuda. Sang pemilik rumah berkata,"Wah kuda yang bagus. Aku menginginkannya, tetapi aku saat ini tidak mempunyai uang. Bagaimanan kalau ku ganti dengan sawahku ?". "Baik, uang kalau dipakai segera habis, tetapi sawah bila digarap akan menghasilkan beras, Silakan kalau mau ditukar", kata Taro.

"Bijaksana sekali kau anak muda. Bagaimana jika selama aku pergi ke negeri yang jauh, kau tinggal disini untuk menjaganya ?", Tanya si pemilik rumah. "Baik, Terima kasih Tuan". Sejak saat itu taro menjaga rumah itu sambil bekerja membersihkan rerumputan dan menggarap sawah yang didapatkannya. Ketika musim gugur tiba, Taro memanen padinya yang sangat banyak.

Semakin lama Taro semakin kaya. Karena kekayaannya berawal dari sebatang jerami, ia diberi julukan "Saudagar Jerami". Para tetangganya yang kaya datang kepada Taro dan meminta agar putri mereka dijadikan istri oleh Taro. Tetapi akhirnya, Taro menikah dengan seorang gadis dari desa tempat ia dilahirkan. Istrinya bekerja dengan rajin membantu Taro. Merekapun dikaruniai seorang anak yang lucu. Waktu terus berjalan, tetapi Si pemilik rumah tidak pernah kembali lagi. Dengan demikian, Taro hidup bahagia bersama keluarganya.

Anda ingin bikin blog yang cantik, keren tapi murah?

klik di sini


Penting!! Perlu Anda Baca:@ Cara Bikin Blog Cantik@ Blog Matahati@ Bukan Berita Biasa@ Trik dan rumus matematika@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah@ Tips dan Trik belajar yang efektif@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus@ Pasang Iklan gratis@ Kumpulan widget gratis@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah @ Seputar Koleksi Buku@ Seputar Resensi Buku@ Kumpulan tutorial Blog
Baca Selengkapnya »»

Thursday, May 19, 2011

Si kancil Bodoh dan Siput Cerdik

Pada suatu siang di hari Selasa si kancil nampak ngantuk sekali. Matanya serasa berat sekali untuk dibuka, mungkin kebanyakan makan atau nonton sinetron. Penulis sendiri kurang tahu.

“Aaa....rrrrgh”, si kancil nampak sesekali menguap lebar-lebar persis anak monyet memanggil temannya. Karena hari itu cukup cerah, si kancil merasa rugi dong jika menyia-nyiakannya. Ia mulai berjalan-jalan menelusuri hutan untuk mengusir rasa kantuknya. Sampai di atas sebuah bukit, si Kancil berteriak dengan sombongnya, “Wahai penduduk hutan, akulah hewan yang paling cerdas, cerdik dan pintar di hutan ini. Tidak ada yang bisa menandingi kecerdasan dan kepintaranku”.


Sambil membusungkan dadanya, si Kancil pun mulai berjalan menuruni bukit. Ketika sampai di sungai, ia bertemu dengan seekor siput. “Hai kancil !”, sapa si siput. “Kenapa kamu teriak-teriak? Apakah kamu sedang bergembira?”, tanya si siput. “Tidak, aku hanya ingin memberitahukan pada semua penghuni hutan kalau aku ini hewan yang paling cerdas, cerdik dan pintar”, jawab si kancil dengan sombongnya.

Siput“Sombong sekali kamu Kancil, akulah hewan yang paling cerdik di hutan ini”, kata si Siput. “Hahahaha......., mana mungkin” ledek Kancil. “Untuk membuktikannya, bagaimana kalau besok pagi kita lomba lari?”, tantang si Siput. “Baiklah, aku terima tantanganmu”, jawab si Kancil. Akhirnya mereka berdua setuju untuk mengadakan perlombaan lari besok pagi.

Setelah si Kancil pergi, si siput segera mengumpulkan teman-temannya. Ia meminta tolong agar teman-temannya berbaris dan bersembunyi di jalur perlombaan, dan menjawab kalau si kancil memanggil.

Akhirnya hari yang dinanti sudah tiba, kancil dan siput pun sudah siap untuk lomba lari. “Apakah kau sudah siap untuk berlomba lari denganku”, tanya si kancil. “Tentu saja sudah, dan aku pasti menang”, jawab si siput. Kemudian si siput mempersilahkan kancil untuk berlari dahulu dan memanggilnya untuk memastikan sudah sampai mana si siput.

Kancil berjalan dengan santai, dan merasa yakin kalau dia akan menang. Setelah beberapa langkah, si kancil mencoba untuk memanggil si siput. “Siput....sudah sampai mana kamu?”, teriak si kancil. “Aku ada di depanmu!”, teriak si siput. Kancil terheran-heran, dan segera mempercepat langkahnya. Kemudian ia memanggil si siput lagi, dan si siput menjawab dengan kata yang sama.”Aku ada didepanmu!”

Akhirnya si kancil berlari, tetapi tiap ia panggil si siput, ia selalu muncul dan berkata kalau dia ada depan kancil. Keringatnya bercucuran, kakinya terasa lemas dan nafasnya tersengal-sengal.

Kancil berlari terus, sampai akhirnya dia melihat garis finish. Wajah kancil sangat gembira sekali, karena waktu dia memanggil siput, sudah tidak ada jawaban lagi. Kancil merasa bahwa dialah pemenang dari perlombaan lari itu.

Betapa terkejutnya si kancil, karena dia melihat si siput sudah duduk di batu dekat garis finish. “Hai kancil, kenapa kamu lama sekali? Aku sudah sampai dari tadi!”, teriak si siput. Dengan menundukkan kepala, si kancil menghampiri si siput dan mengakui kekalahannya. “Makanya jangan sombong, kamu memang cerdik dan pandai, tetapi kamu bukanlah yang terpandai dan cerdik”, kata si siput. “Iya, maafkan aku siput, aku tidak akan sombong lagi”, kata si kancil.



Anda ingin bikin blog yang cantik, keren tapi murah?

klik di sini


Penting!! Perlu Anda Baca:@ Cara Bikin Blog Cantik@ Blog Matahati@ Bukan Berita Biasa@ Trik dan rumus matematika@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah@ Tips dan Trik belajar yang efektif@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus@ Pasang Iklan gratis@ Kumpulan widget gratis@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah @ Seputar Koleksi Buku@ Seputar Resensi Buku@ Kumpulan tutorial Blog
Baca Selengkapnya »»

Tuesday, May 17, 2011

Sang raksasa yang Pemarah

Di Zaman Dahulu kala, di sebuah desa ada sebuah taman yang sangat luas dan cantik, milik seorang raksasa. Taman itu sangat indah dengan rumput yang hijau dan lembut, bunga-bunga yang cantik, dan puluhan pohon yang berbuah lebat ada pohon rambutan, jambu, pepaya, pisang, dll. Tidak heran bila banyak burung selalu hingap di taman tersebut.

Setiap siang hari, anak-anak di sekitar desa tersebut masuk ke dalam taman itu untuk bermain dan mendengarkan burung-burung berkicau merdu dari pohon-pohon. Mereka senang bermain karena Sang raksasa sedang tidak ada di tempat. Sebab andai saja raksasa melihat banyak anak-anak desa sedang ngariung di taman, sudah tidak aneh lagi bila Raksasa akan sangat marah besar sampai telinganya kembang kempis.


Menurut berita di televisi, kabaranya Raksasa sedang pergi selama 5 bulan studi banding mengunjungi keluarganya di negeri lain. Namun sekarang, dia kembali ke rumahnya, sebuah rumah yang sangat besar dengan taman di depannya. Saat tiba di taman, ia melihat anak-anak sedang bermain disana. Raksasa lalu memarahi mereka, “hai madesu, Apa yang kalian lakukan disini? Pergi! Ini taman milikku, merakbal ente!” Anak-anak yang ketakutan berlari meninggalkan taman itu.

Karena tidak ingin ada orang lain yang ikut menikmati keindahan tamannya lagi, raksasa lalu membangun tembok yang tinggi mengelilingi taman itu, dan memadang tulisan “Yang masuk tanpa ijin akan dihukum!” Anak-anak kehilangan taman itu. Sesekali mereka memanjat dan melongok melewati tembok yang tinggi, memandangi taman itu dan dengan sedihnya membicarakan permainan-permainan yang dulu mereka lakukan disana.

Hari demi hari berlalu. Bunga-bunga di taman itu tidak lagi bermekaran. Burung-burung tidak lagi berkicau dan pohon-pohon berhenti berbuah. Rumput dan daun-daun yang dulunya subur dan hijau kini menjadi kering dan berwarna coklat. Raksasa tidak mengerti mengapa taman miliknya menjadi tidak indah lagi.

Pada suatu pagi, raksasa mendengar suara musik yang mengalun. Ternyata itu adalah suara kicauan burung di luar jendelanya. Sudah lama sekali sejak terakhir kali ia mendengar kicauan burung yang indah seperti itu.

Raksasa mendekat ke jendela dan mendengarkan kicauan burung itu dengan sedih. “Apa yang terjadi dengan tamanku? Aku berharap tamanku bisa menjadi indah seperti dulu, dengan burung-burung yang berkicau merdu seperti kamu.” kata raksasa kepada burung itu. Burung itu terbang mendekati raksasa dan berkata “Tamanmu tidak akan sama lagi tanpa kehadiran anak-anak itu. Tamanmu merindukan gelak tawa dan suara anak-anak yang riang. Pohon, bunga-bunga, rumput, dan kami para burung menginginkan kehadiran anak-anak yang menjadikan tempat ini kembali penuh keceriaan.”

Raksasa menyadari kesalahannya. Selama ini ia terlalu egois, dan akibatnya ia hidup sendirian dan merasa kesepian.

Raksasa pun mengambil palu besar dan menghancurkan tembok yang mengelilingi tamannya. Dibuangnya tulisan peringatan yang dipasangnya dulu, dan dipanggilnya anak-anak untuk bermain di taman. Awalnya anak-anak merasa takut. Akan tetapi ketika mereka melihat wajah raksasa yang sekarang menjadi ramah, mereka mengikutinya ke taman untuk bermain disana. Lagipula, anak-anak itu juga rindu bermain di taman itu.

Taman milik raksasa itu pun kembali penuh dengan anak-anak yang bermain gembira. Bunga-bunga pun kembali bermekaran diantara rerumputan yang hijau. Daun-daun dan buah-buahan memenuhi pohon-pohon, beserta burung-burung yang berkicau dengan merdu.

Raksasa berkata kepada anak-anak, “Sekarang, tamanku adalah taman milik kalian juga.” Sekarang raksasa tidak hanya memiliki sebuah taman yang indah, tetapi ia juga memiliki banyak teman-teman kecil yang ceria.



Anda ingin bikin blog yang cantik, keren tapi murah?

klik di sini


Penting!! Perlu Anda Baca:@ Cara Bikin Blog Cantik@ Blog Matahati@ Bukan Berita Biasa@ Trik dan rumus matematika@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah@ Tips dan Trik belajar yang efektif@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus@ Pasang Iklan gratis@ Kumpulan widget gratis@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah @ Seputar Koleksi Buku@ Seputar Resensi Buku@ Kumpulan tutorial Blog
Baca Selengkapnya »»

Monday, May 16, 2011

Raja bertelinga Keledai dan Si Pesuling

Dahulu kala di pesisir pulau terdapat sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Zanas. Raja Zanas memerintah dengan sewenang-wenang. Kegemarannya menumpuk harta sebanyak mungkin yang diperolehnya dari pajak rakyatnya maupun dari hasil korupsi. Raja Zanas selain tamak juga seorang raja yang sangat kikir bin medit bin bakhil bin buntut kasiran.

Rakyat yang hidup sengsara tidak sekalipun pernah dipikirkannya.Banyak rakyatnya yang jadi gelandangan, pengemis atau biasa disebut gepeng. Ada juga yang tiggal di kandang kambing dengan hanya makan nasi aking dan ketela pohon yang kadang beracun. Anehnya raja yang zalim itu mempunyai kegemaran mendengarkan musik. Musik yang biasanya diperdengarkan lewat Ipod raja adalah musik-musik melancolis di samping sangat menyukai suling.


Padahal kata orang-orang bijak musik dapat memperhalus perasaan. Oleh karena itu yang menyukainya akan mempunyai perasaan yang lembut tetapi cerdas. Salah satu kegemaran Raja Zanas adalah mendengarkan tiupan suling. Kebetulan di negerinya ada seorang peniup seruling yang sangat pandai bernama Tarajan bukan Tarzan.

Raja Zanas sangat memanjakan Tarajan dan kerap mengirim peniup seruling itu ke seluruh penjuru negeri bahkan ke luar kerajaannya untuk berlomba istilahnya ikut Pentas Seruling Idol. Tarajan selalu jadi juara pertama dan memperoleh hadiah-hadiah yang menggiurkan biasanya berupa mobil, handphone, voucher dan cendramata.

Sayang sejuta sayang, karena hal itu Tarajan jadi sombong dan congkak. Karena sombongnya Tarajan mengaku dapat mengalahkan Dewa Apolo. Seorang Dewa bangsa Yunani yang sangat menguasai seni musik. Ibaratnya Sang dewa ini seorang musisi terkenal yanmg biasa nongol di mlayar kaca.

Tarajan mengusulkan pada Raja Zanas agar ia dipertandingkan dengan Apolo. Usul itu diterima dengan baik bahkan raja merasa bangga jika Tarajan dapat mengalahkan pemain musik dari kerajaan langit itu. Dewa Apolo yang mendengar tantangan itu menyanggupi. Justru Dewa itu ingin memberi pelajaran pada Tarajan dan Raja Zanas yang berkelakuan tidak lazim.

“Seandainya aku kalah biarlah aku mengabdi pada Raja Zanas seumur hidupku. Tetapi andaikan aku yang menang aku minta separuh kerajaanmu dan kuserahkan pada rakyatmu” kata Dewa Apolo. Raja Zanas dan Tarajan setuju. Mereka begitu yakin dapat mengalahkan Apolo yang tampak masih sangat muda itu.

Pada hari yang telah ditentukan pertandingan dimulai. Seluruh rakyat tumpah ruah ke halaman Istana. Sedangkan Dewa Zeus sebagai penguasa seluruh khayangan ikut menyaksikan tanpa seorang pun yang tahu. Sebagai penantang Tarajan dipersilakan meniup seruling terlebih dahulu. Dengan pongah Tarajan naik ke atas podium lalu segera meniup serulingnya. Seruling emas berbalut intan permata milik Tarajan segera mengumandangkan lagu-lagi yang sangat merdu. Naik turun seperti ombak. Lembut seperti angin pesisir. Bergolak seperti ombak menerjang karang.

Semua yang mendengarkan bagaikan tersihir. Begitu hebatnya tiupan seruling Tarajan. Raja Zanas tertawa terbahak-bahak dan yakin sekali peniup serulingnya akan keluar jadi pemenang. Tetapi Dewa Apolo tenang. Diam bagaikan patung, tetapi bibirnya tersenyum. Pertanda kagum juga pada permainan seruling Tarajan. Dan ketika usai sorak ssorai seperti membelah angkasa. Tarajan berdiri berkacak pinggang dengan wajah sangat pongah.

Ketika giliran Dewa Apolo, Dewa kesenian itu mengangkat serulingnya dengan cantik sekali. Lembut bagaikan menimang bayi suci. Dan ketika bibirnya mulai meniupkan sebuah lagu, langit berpendar-pendar antara siang dan malam. Rakyat yang menonton terhanyut dalam irama yang luar biasa indah. Dengan mata terpejam semua menari dengan lembut sekali. Mereka pun menyanyi sebuah lagu kedamaian yang sekonyong saja mampu dinyanyikan. Rakyat yang jumlahnya tidak terhitung itu larut dalam lagu-lagu dan irama yang sebelumnya tidak pernah mereka dengarkan tetapi sangat merdu mendayu-dayu.

Akhirnya Dewa Zeus yang menampakkan diri menyatakan Apolo sebagai pemenangnya. Dan meminta Raja Zanas seger memberikan separuh kerajaannya pada rakyatnya. Tetapi raja kikir itu menolakk hingga membuat Dewa Zeus marah. “Selama kau tidak memberikan pada rakyat apa yang telah kau janjikan, maka telingamu akan membesar setiap hari.” Kata Dewa Zeus.

Memang benar. Telinga Raja Zanas tiap hari semakin besar hingga sangat berat dan membuatnya tidak bisa berdiri apalagi berjalan. Jadilah ia raja bertelinga keledai. Akhirnya Raja Zanas menyerahkan separuh kerajaannya pada rakyatnya. Dan berjanji tidak lagi kikir dan tamak. Dewa Zeuslah saksi dari ucapannya.


Anda ingin bikin blog yang cantik, keren tapi murah?

klik di sini


Penting!! Perlu Anda Baca:@ Cara Bikin Blog Cantik@ Blog Matahati@ Bukan Berita Biasa@ Trik dan rumus matematika@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah@ Tips dan Trik belajar yang efektif@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus@ Pasang Iklan gratis@ Kumpulan widget gratis@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah @ Seputar Koleksi Buku@ Seputar Resensi Buku@ Kumpulan tutorial Blog
Baca Selengkapnya »»

Sunday, May 15, 2011

Sang raja Bodoh dan Sang penipu Ulung

Syahdan di zaman dahulu, tersebutlah seorang raja yang pesolek dan sangat suka mengenakan baju-baju baru. Dia banyak menghabiskan waktu hanya untuk memandangi dirinya sendiri di cermin, dan selalu ingin mengenakan baju-baju baru di pagi, siang dan malam hari!! pendeknya rang raja bisa disebut manusia tajir.

Pada suatu hari yang naas, datanglah dua orang penipu ulung yang menyamar dirinya sebagai pembuat baju yang hebat. Mereka mengaku bahwa mereka pandai menenun dan membuat baju dengan kualitas yang sangat bagus, sampai-sampai kain yang mereka pakai untuk membuat baju tidak akan terlihat, kecuali oleh orang-orang pintar.


Ketika raja mendengar hal itu, dia sangat tertarik. “Itu bagus, aku bisa tahu siapa saja yang bodoh dan siapa saja yang pintar di kerajaan ini.” Pikirnya. Raja segera memerintah kedua orang itu untuk membuatkan baju baru untuk dirinya, menggunakan bahan kain istimewa itu. Mereka diberi sebuah ruangan khusus di istana, beserta benang-benang emas yang mereka minta. Kedua penipu itu menyembunyikan benang-benang emas yang mereka terima, kemudian berpura-pura sedang bekerja keras untuk membuat sebuah baju.

Beberapa hari kemudian, raja yang tidak sabar mengutus menteri nya untuk menengok baju istimewa yang sedang dibuat itu. Ketika menteri mengunjungi para penipu yang menyamar itu, ia pun kebingungan. “Aku tidak melihat apa pun disini” pikirnya. Akan tetapi menteri itu tidak mau mengakuinya karena tidak ingin dianggap bodoh. Maka ia pun memuji kedua penipu itu dan mengatakan bahwa baju yang mereka buat sangat indah. Setelah menteri keluar dari ruangan itu, kedua penipu tertawa terbahak-bahak.

Tak lama kemudian sang raja datang untuk melihat sendiri. Dia berusaha melihat keseluruh ruangan, tapi ia tidak melihat apa pun. Namun, karena tidak ingin dianggap bodoh, raja pun berpura-pura bisa melihat baju yang istimewa itu dan berkata, “Baju yang sangat indah, aku tidak sabar ingin segera memakainya”

Keesokan harinya adalah hari dimana sang raja akan mengenakan baju barunya pada acara pawai keliling kota. Kedua penipu yang menyamar telah berpamitan dan pergi dengan alasan akan membuatkan baju untuk raja dari kerajaan-kerajaan lain. Tentu saja, mereka tidak lupa membawa benang-benang emas yang telah mereka sembunyikan, beserta uang emas upah membuat baju.

Saat raja memakai baju barunya, ia tetap saja tidak bisa melihat baju itu, dan ia merasa kedinginan. Tapi karena tidak ingin dibilang bodoh, raja pun berputar-putar di depan cermin dan mengagumi baju barunya, walaupun ia tidak melihat apa-apa. Semua pegawai kerajaan juga mengatakan bahwa baju baru itu sangat indah, karena mereka juga tidak ingin dianggap bodoh.

Seluruh rakyat telah mendengat bahwa raja akan mengenakan baju baru sang spesial hari itu. Saat sang raja muncul, semuanya terkejut. Akan tetapi mereka juga telah mendengar kabar bahwa baju baru yang spesial itu hanya dapat dilihat oleh orang yang pintar saja, dan karena mereka tidak ingin dianggap bodoh, mereka pun berseru-seru memuji sang raja.

Mendadak terdengar suara anak kecil berteriak, “tetapi, dia kan tidak pakai baju, sang raja telanjang!” Semua terdiam. Raja pun menyadari bahwa anak kecil itu berkata jujur, dan dengan terburu-buru ia berjalan kembali ke istana.


Anda ingin bikin blog yang cantik, keren tapi murah?

klik di sini


Penting!! Perlu Anda Baca:@ Cara Bikin Blog Cantik@ Blog Matahati@ Bukan Berita Biasa@ Trik dan rumus matematika@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah@ Tips dan Trik belajar yang efektif@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus@ Pasang Iklan gratis@ Kumpulan widget gratis@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah @ Seputar Koleksi Buku@ Seputar Resensi Buku@ Kumpulan tutorial Blog
Baca Selengkapnya »»

Saturday, May 14, 2011

Si Nenek dan Gadis Baik hati

Dahulu di zaman belum munculnya telepon seluler, ada seorang janda (suaminya kabur entah ke mana) yang memiliki dua anak perempuan. Anak yang sulung berperangai angkuh dan pemarah seperti ibunya mirip perangai bawang merah, sedangkan yang bungsu berperangai manis dan lemah lembut persis bawang putih.

Sang ibu sangat memanjakan anak sulungnya yang memiliki sifat yang mirip dengannya, dan memperlakukan si bungsu dengan sangat buruk. Si bungsu selalu disuruhnya melakukan hampir semua pekerjaan di rumah dari mulai ngepel keramik, nimba air ke kolam, nyuci baju, makanin ternak, dan lain-lain.


Salah satu dari tugas si bungsu yang bernasib malang bak nasib TKW di negri orang adalah berjalan kaki 1 kilometer jauhnya ke sebuah mata air dan membawa pulang air dalam sebuah ember besar guna keperluan MCK. MCK adalah singkatang dari Mandi, Cuci, Kakus. Biasanya masalah MCK ini keluar sebagai soal pada ulangan semesteran anak SD kelas 3 dan 4. Makanya bagi anda yang merasa kelas 3 dan 4 silakan hafalkan singkatan MCK siapa tahu nanti ditanyakan sama Pak Guru dan di soal ulangan.

(lho koq gak nyambung ceritanya ya)

Pada suatu hari saat si bungsu sedang mengambil air di mata air, seorang wanita tua renta jalannya pakai tongkat datang dan meminta air untuk minum. Tampak si nenek ini sangat kelelahan dan kecapaian.

“Tunggu sebentar, akan kuambilkan air yang bersih untuk Nenek,” kata si bungsu kepada wanita tua itu. Diambilnya air yang paling jernih dan bersih, lalu diberikannya kepada wanita tua itu dengan menggunakan teko air agar dapat dengan mudah diminum.

Wanita tua yang sebenarnya adalah seorang peri itu berkata, “Kamu sangat sopan dan suka menolong, jadi akan kuberikan keajaiban untukmu. Setiap kata yang kamu ucapkan akan mengeluarkan sekuntum bunga, batu permata, dan mutiara dari mulutmu.”

Si bungsu tidak mengerti maksud wanita tua itu. Ia hanya tersenyum lalu berpamitan dan berjalan pulang.

Sesampainya di rumah, ibunya memarahinya karena terlalu lama membawakan air. Si bungsu meminta maaf kepada ibunya dan menceritakan kejadian yang dia alami, bahwa ia menolong seorang wanita tua yang kemudian memberinya keajaiban. Selama si bungsu bercerita, bunga-bunga, batu permata dan mutiara terus berjatuhan keluar dari mulutnya.

“Kalau begitu, aku harus menyuruh kakakmu pergi kesana.” Kata sang ibu. Lalu disuruhnya si sulung untuk pergi ke mata air dan apabila bertemu dengan seorang wanita tua, disuruhnya si sulung untuk bersikap baik dan menolongnya.

Si sulung yang malas tidak mau pergi berjalan kaki sejauh itu. Namun dengan tegas, ibunya menyuruhnya pergi, “Pergi kesana sekarang juga!!!” sambil menyelipkan wadah air dari perak ke dalam tas si sulung.

Sambil menggerutu si sulung berjalan menuju mata air. Saat tiba disana, ia berjumpa dengan wanita tua itu. Tapi kali ini wanita tua itu berpakaian indah bagaikan seorang ratu. Lalu, wanita tua itu meminta minum kepada si sulung.

“Apa kamu kira aku datang sejauh ini hanya untuk memberimu minum? Dan jangan pikir kamu bisa minum dari wadah air perakku. Kalau mau minum ambil saja sendiri di mata air itu!” kata si sulung kepada wanita tua itu.

Karena sikapnya yang kasar, wanita tua yang sebenarnya seorang peri itu mengutuknya. “Untuk setiap kata yang kamu ucapkan, seekor katak atau ular akan berjatuhan keluar dari mulutmu!”

Saat tiba di rumah, si sulung menceritakan apa yang dialaminya kepada ibunya. Saat bercerita, beberapa ekor ular dan katak berjatuhan keluar dari mulutnya.

“Astaga!”, teriak ibunya jijik. “Ini semua gara-gara adikmu. Di mana dia?”

Sang ibu lalu pergi mencari si bungsu. Karena ketakutan, si bungsu lalu lari dan bersembunyi di hutan.

Seorang Pangeran yang sedang berburu terkejut melihat seorang gadis yang sedang menangis sendirian di hutan. Ketika Pangeran itu bertanya, dengan tersedu-sedu si bungsu menceritakan apa yang terjadi. Saat bercerita, bunga-bunga, mutiara serta batu permata pun berjatuhan dari mulutnya.

Pangeran jatuh hati kepada gadis yang baik itu. Dan Pangeran juga tahu ayahnya tidak akan keberatan mendapatkan seorang menantu yang baik seperti itu, apalagi dengan mutiara serta batu permata yang terus dihasilkannya. Maka Pangeran pun membawa si bungsu ke istana, lalu mereka menikah dan hidup berbahagia.

Sementara itu di rumah, sikap si sulung menjadi semakin memuakkan, dan ia pun terus menerus mengeluarkan katak serta ular dari mulutnya, sampai-sampai ibunya pun mengusirnya dari rumah.

Karena ia tidak tahu harus kemana dan tidak ada seorangpun yang mau menampungnya karena sifatnya yang buruk, ditambah dengan katak-katak dan ular-ular yang terus keluar dari mulutnya, maka akhirnya ia pun tinggal sendirian di tengah hutan.

Anda ingin bikin blog yang cantik, keren tapi murah?

klik di sini


Penting!! Perlu Anda Baca:@ Cara Bikin Blog Cantik@ Blog Matahati@ Bukan Berita Biasa@ Trik dan rumus matematika@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah@ Tips dan Trik belajar yang efektif@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus@ Pasang Iklan gratis@ Kumpulan widget gratis@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah @ Seputar Koleksi Buku@ Seputar Resensi Buku@ Kumpulan tutorial Blog
Baca Selengkapnya »»