Wednesday, October 28, 2009

Dongeng Anak: Gonbe dan 100 Itik


Di sebuah desa, tinggal seorang ayah dengan anak laki-lakinya yang bernama Gonbe.
Mereka hidup dari berburu itik. Setiap berburu, ayah Gonbe hanya menembak satu ekor
itik saja. Melihat hal tersebut Gonbe bertanya pada ayahnya, "Kenapa kita hanya
menembak satu ekor saja Yah?", "Karena kalau kita membunuh semua itik, nanti itik
tersebut akan habis dan tidak bisa berkembang biak, selain itu kalau kita membunuh itik
sembarangan kita bisa mendapat hukuman."
Beberapa bulan kemudian, ayah Gonbe jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia. Sejak
saat itu, Gonbe berburu itik sendirian dan menjualnya. Lama kelamaan, Gonbe bosan
dengan pekerjaannya, ia mendapatkan sebuah ide. Keesokan hariya, Gonbe datang ke
danau yang sudah menjadi es. Ia menebarkan makanan yang sangat banyak
untuk itik-itik. Tak berapa lama, itik-itik mulai
berdatangan dan memakan makanan yang tersebar.
Karena kekenyangan, mereka tertidur. Gonbe segera
mengikat itik-itik menjadi

satu. Ia mengikat 100 itik
sekaligus. Ketika itik ke seratus akan di ikatnya, tibatiba
itik-itik tersebut terbangun dan segera terbang.
Gonbe yang takut kehilangan tangkapannya, segera
memegang tali yang diikatkannya ke itik tersebut. Karena
banyaknya itik yang diikat, Gonbe terangkat dan terbawa ke atas. Gonbe terus terbang
terbawa melewati awan. Di awan tersebut Ayah dan anak halilintar sedang tidur dengan
nyenyak. "Dugg!", kaki Gonbe tersandung badan ayah halilintar. Ayah halilintar terbangun
sambil marah-marah, ia segera mengeluarkan halilintarnya yang kemudian menyambar talitali
yang mengikat itik-itik itu."
Gonbe jatuh ke dalam laut! Ia jatuh tepat di atas kepala Naga laut yang berada di
Kerajaannya. Naga laut menjadi marah dan mulai memutar-mutar ekornya, lalu
memukulkannya ke Gonbe. Gonbe terbang lagi dari dalam laut. Akhirnya Gonbe jatuh
ke tanah dengan kecepatan tinggi. Akhirnya Gonbe jatuh ke
atap jerami rumah seorang pembuat payung. "Kamu tidak
apa-apa?", Tanya si pembuat payung sambil menolong
Gonbe. "Maaf atap anda jadi rusak. Berilah pekerjaan pada
saya untuk mengganti kerugian anda". "Kebetulan, aku
memang sedang kekurangan tenaga pembantu", kata
pembuat payung.
Sejak itu Gonbe menjadi rajin membuat payung. Suatu hari,
ketika sedang mengeringkan payung di halaman, datang
angin yang sangat kencang. Karena takut payungnya
terbang, Gonbe segera menangkap payung tersebut. Tetapi
payung tersebut terus naik ke atas bersama Gonbe. Dengan
tangan gemetaran Gonbe terus memegang payung sambil
terus terbang dengan payungn
ya hingga melewati beberapa kota. Payung tersebut akhirnya robek karena tersangkut
menara dan pohon-pohon. Gonbe pun jatuh. Untungnya ia jatuh tepat di sebuah danau.
Gonbe merasa lega. Tidak berapa lama tiba-tiba kepala Gonbe di patuk oleh sekawanan
hewan. "Lho ini kan itik-itik yang aku ikat dengan tali. Ternyata benar ya, kita tidak boleh
serakah menangkap sekaligus banyak." Akhirnya Gonbe melepaskan tali-tali yang mengikat
kaki-kaki itik tersebut dan membiarkan mereka terbang dengan bebas.
HIKMAH :
Kita tidak boleh menjadi orang yang tamak dan serakah serta kikir. Cerita di atas
menggambarkan adanya hukuman bagi orang yang tamak serta melanggar ketentuan
yang sudah ada.
Penting!! Perlu Anda Baca:
@ Blog Matahati
@ Bukan Berita Biasa
@ Trik dan rumus matematika
@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah
@ Tips dan Trik belajar yang efektif
@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus
@ Pasang Iklan gratis
@ Kumpulan widget gratis
@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah
@ Seputar Koleksi Buku
@ Seputar Resensi Buku
@ Kumpulan tutorial Blog

Baca pula dongeng berikut ini:



Widget by Matahati | Jack Book

No comments:

Post a Comment

Silakan Berkomenter sesuai cerita/dongeng yang Anda baca agar kami bisa terus memperbaiki isi dan kualitas tulisan. Terimmma Kasssih.