Wednesday, October 28, 2009

Dongeng Anak: Raja dan Kura-kura


Di Benares, India, hidup seorang raja yang sangat gemar berbicara. Apabila ia sudah
mulai membuka mulutnya, tak seorang pun diberi kesempatan menyela pembicaraannya.
Hal ini sangat mengganggu menterinya. Sang menteri pun selalu memikirkan cara terbaik
menghilangkan kebiasaan buruk rajanya itu.
Pada suatu hari raja dan menterinya pergi berjalan-jalan di halaman istana. Tiba-tiba
mereka melihat seekor kura-kura tergeletak di lantai. Tempurungnya terbelah menjadi
dua.
"Sungguh ajaib!" kata Sang Raja dengan heran.
"Bagaimana hal ini dapat terjadi?"
Lalu Raja mulai dengan dugaan-dugaannya. Dia terusmenerus
membicarakan kemungkinan-kemungkinan yang
terjadi dengan kura-kura itu. Sang Menteri hanya
mengangguk-anggukkan kepala menunggu kesempatan
berbicara. Kemudian dia merasa menemukan cara

terbaik
untuk menghilangkan kebiasaan buruk Sang Raja.
Ketika Sang Raja menarik napas untuk berbicara lagi, Sang Menteri segera menukas dan
berkata,
"Paduka, saya tahu kejadian sebenarnya yang dialami kura-kura naas ini!"
"Benarkah? Bila begitu, lekas katakan," kata Raja penuh rasa ingin tahu.
Dengan penuh keseriusan Sang Raja mendengarkan cerita menterinya. Sang Menteri pun
mulai bercerita.
Kura-kura itu awalnya tinggal di sebuah danau di dekat pegunungan Himalaya. Di sana
terdapat juga dua ekor angsa yang selalu mencari makan di danau tersebut. Mereka pun
akhirnya bersahabat. Pada suatu hari dua ekor angsa itu menemui kura-kura yang sedang
berjemur di tepi danau. "Kura-kura, kami akan segera kembali ke tempat asal kami yang
terletak di gua emas di kaki Gunung Tschittakura. Daerah tempat tinggal kami adalah
daerah terindah di dunia. Tidakkah engkau ingin ikut kami ke sana?" tanya Sang Angsa.
"Dengan senang hati aku akan turut denganmu," sahut kura-kura riang.
"Tetapi, sayangnya aku tak dapat terbang seperti kalian," lanjutnya dengan wajah
mendadak sedih.
"Kami akan membantumu agar dapat turut bersama kami ke sana. Tapi selama dalam
perjalanan kamu jangan berbicara karena akan membahayakan dirimu," kata angsa.
"Aku akan selalu mengingat laranganmu. Bawalah aku ke tempat kalian yang indah itu,"
janji kura-kura.
Lalu kedua angsa tersebut meminta kura-kura agar menggigit sepotong bambu. Kemudian
kedua angsa tersebut menggigit ujung-ujung bambu dan mereka pun terbang ke angkasa.
Ketika kedua angsa itu sudah terbang tinggi, beberapa orang di Benares melihat
pemandangan unik tersebut. Mereka pun tertawa terbahak-bahak sambil berteriak.
"Coba, lihat! Sungguh lucu. Ada dua ekor angsa membawa kura-kura dengan sepotong
bambu." Kura-kura yang suka sekali bicara merasa tersinggung ditertawakan. Dia pun lupa
pada larangan kedua sahabatnya. Dengan penuh kemarahan dia berkata,
"Apa anehnya? Apakah manusia itu sedemikian bodohnya sehingga merasa aneh melihat
hal seperti ini?"
Ketika kura-kura membuka mulutnya untuk berbicara, dua ekor angsa itu sedang terbang
di istana. Kura-kura pun terlepas dari bilah bambu yang digigitnya. Dia terjatuh tepat di
sini dan tempurungnya terbelah dua. "Kalau saja kura-kura itu tidak suka berbicara
berlebih-lebihan, tentu sekarang dia telah tiba di tempat sahabatnya,"
kata Sang Menteri mengakhiri ceritanya sambil memandang Sang Raja. Pada saat
bersamaan Raja pun memandang menterinya.
"Sebuah cerita yang menarik," sahut Sang Raja sambil tersenyum. Dia menyadari kemana
arah pembicaraan menterinya.
Sejak saat itu, Sang Raja mulai menghemat kata-katanya. Dia tidak lagi banyak bicara.
Tentu saja Sang Menteri amat senang melihat kenyataan itu.


Penting!! Perlu Anda Baca:
@ Blog Matahati
@ Bukan Berita Biasa
@ Trik dan rumus matematika
@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah
@ Tips dan Trik belajar yang efektif
@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus
@ Pasang Iklan gratis
@ Kumpulan widget gratis
@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah
@ Seputar Koleksi Buku
@ Seputar Resensi Buku
@ Kumpulan tutorial Blog

Baca pula dongeng berikut ini:



Widget by Matahati | Jack Book

No comments:

Post a Comment

Silakan Berkomenter sesuai cerita/dongeng yang Anda baca agar kami bisa terus memperbaiki isi dan kualitas tulisan. Terimmma Kasssih.