Friday, May 20, 2011

Pemuda Miskin dan Jerami

Dahulu kala waktu penulis belum lahir, ada seorang pemuda miskin yang bernama Taro. Ia bekerja untuk ladang orang lain dan tinggal dilumbung rumah majikannya. Suatu hari, Taro pergi ke masjid untuk berdoa. "ya Allah Ya Robb! Aku telah bekerja dengan sungguh-sungguh, tapi kehidupanku tidak berkercukupan Mohon kayakanlah aku Ya Robb".

Si pemuda pun berdoa pula "ya Robb, Tolonglah aku agar hidup senang dan berlimpah harta seperti para Anggota DPR". Sejak saat itu setiap selesai bekerja, Taro pergi ke masjid. Suatu malam, sesuatu yang aneh membangunkan Taro. Di sekitarnya menjadi bercahaya, lalu muncul suara tanpa rupa. "Hai Taro, dengar baik-baik. Peliharalah baik-baik benda yang pertama kali kau dapatkan esok hari. Itu akan membuatmu bahagia."


Keesokan harinya ketika keluar dari pintu masjid, Taro jatuh terjerembab. Ketika sadar ia sedang menggenggam sebatang jerami. "Oh, jadi yang dimaksud suara tanpa rupa adalah jerami, ya? Apa jerami ini akan mendatangkan kebahagiaan…?", pikir Taro. Walaupun agak kecewa dengan benda yang didapatkannya Taro lalu berjalan sambil membawa jerami.

Di tengah jalan ia menangkap dan mengikatkan seekor lalat besar yang terbang dengan ributnya mengelilingi Taro di jeraminya. Lalat tersebut terbang berputar-putar pada jerami yang sudah diikatkan pada sebatang ranting. "Wah menarik ya", ujar Taro. Saat itu lewat kereta yang diikuti para pengawal. Di dalam kereta itu, seorang anak sedang duduk sambil memperhatikan lalat Taro. "Aku ingin mainan itu." Seorang pengawal datang menghampiri Taro dan meminta mainan itu. "Silakan ambil", ujar Taro. Ibu anak tersebut memberikan tiga buah jeruk sebagai rasa terima kasihnya kepada Taro.

"Wah, sebatang jerami bisa menjadi tiga buah jeruk", ujar Taro dalam hati. Ketika meneruskan perjalanannya, terlihat seorang wanita yang sedang beristirahat dan sangat kehausan. "Maaf, adakah tempat di dekat sini mata air ?", tanya wanita tadi. "Ada di kolam dekat masjid, tetapi jaraknya masih jauh dari sini, kalau anda haus, ini kuberikan jerukku", kata Taro sambil memberikan jeruknya kepada wanita itu.

"Terima kasih, berkat engkau, aku menjadi sehat dan segar kembali". Terimalah kain tenun ini sebagai rasa terima kasih kami, ujar suami wanita itu. Dengan perasaan gembira, Taro berjalan sambil membawa kain itu. Tak lama kemudian, lewat seorang samurai dengan kudanya.

Ketika dekat Taro, kuda samurai itu terjatuh dan tidak mampu bergerak lagi. "Aduh, padahal kita sedang terburu-buru." Para pengawal berembuk, apa yang harus dilakukan terhadap kuda itu. Melihat keadaan itu, Taro menawarkan diri untuk mengurus kuda itu.

Sebagai gantinya Taro memberikan segulung kain tenun yang ia dapatkan kepada para pengawal samurai itu. Taro mengambil air dari sungai dan segera meminumkannya kepada kuda itu. Kemudian dengan sangat gembira, Taro membawa kuda yang sudah sehat itu sambil membawa 2 gulung kain yang tersisa.

Ketika hari menjelang malam, Taro pergi ke rumah seorang petani untuk meminta makanan ternak untuk kuda, dan sebagai gantinya ia memberikan segulung kain yang dimilikinya. Petani itu memandangi kain tenun yang indah itu, dan merasa amat senang. Sebagai ucapan terima kasih petani itu menjamu Taro makan malam dan mempersilakannya menginap di rumahnya. Esok harinya, Taro mohon diri kepada petani itu dan melanjutkan perjalanan dengan menunggang kudanya.

Tiba-tiba di depan sebuah rumah besar, orang-orang tampak sangat sibuk memindahkan barang-barang. "Kalau ada kuda tentu sangat bermanfaat," pikir Taro. Kemudian taro masuk ke halaman rumah dan bertanya apakah mereka membutuhkan kuda. Sang pemilik rumah berkata,"Wah kuda yang bagus. Aku menginginkannya, tetapi aku saat ini tidak mempunyai uang. Bagaimanan kalau ku ganti dengan sawahku ?". "Baik, uang kalau dipakai segera habis, tetapi sawah bila digarap akan menghasilkan beras, Silakan kalau mau ditukar", kata Taro.

"Bijaksana sekali kau anak muda. Bagaimana jika selama aku pergi ke negeri yang jauh, kau tinggal disini untuk menjaganya ?", Tanya si pemilik rumah. "Baik, Terima kasih Tuan". Sejak saat itu taro menjaga rumah itu sambil bekerja membersihkan rerumputan dan menggarap sawah yang didapatkannya. Ketika musim gugur tiba, Taro memanen padinya yang sangat banyak.

Semakin lama Taro semakin kaya. Karena kekayaannya berawal dari sebatang jerami, ia diberi julukan "Saudagar Jerami". Para tetangganya yang kaya datang kepada Taro dan meminta agar putri mereka dijadikan istri oleh Taro. Tetapi akhirnya, Taro menikah dengan seorang gadis dari desa tempat ia dilahirkan. Istrinya bekerja dengan rajin membantu Taro. Merekapun dikaruniai seorang anak yang lucu. Waktu terus berjalan, tetapi Si pemilik rumah tidak pernah kembali lagi. Dengan demikian, Taro hidup bahagia bersama keluarganya.

Anda ingin bikin blog yang cantik, keren tapi murah?

klik di sini


Penting!! Perlu Anda Baca:@ Cara Bikin Blog Cantik@ Blog Matahati@ Bukan Berita Biasa@ Trik dan rumus matematika@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah@ Tips dan Trik belajar yang efektif@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus@ Pasang Iklan gratis@ Kumpulan widget gratis@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah @ Seputar Koleksi Buku@ Seputar Resensi Buku@ Kumpulan tutorial Blog
Baca Selengkapnya »»

Thursday, May 19, 2011

Si kancil Bodoh dan Siput Cerdik

Pada suatu siang di hari Selasa si kancil nampak ngantuk sekali. Matanya serasa berat sekali untuk dibuka, mungkin kebanyakan makan atau nonton sinetron. Penulis sendiri kurang tahu.

“Aaa....rrrrgh”, si kancil nampak sesekali menguap lebar-lebar persis anak monyet memanggil temannya. Karena hari itu cukup cerah, si kancil merasa rugi dong jika menyia-nyiakannya. Ia mulai berjalan-jalan menelusuri hutan untuk mengusir rasa kantuknya. Sampai di atas sebuah bukit, si Kancil berteriak dengan sombongnya, “Wahai penduduk hutan, akulah hewan yang paling cerdas, cerdik dan pintar di hutan ini. Tidak ada yang bisa menandingi kecerdasan dan kepintaranku”.


Sambil membusungkan dadanya, si Kancil pun mulai berjalan menuruni bukit. Ketika sampai di sungai, ia bertemu dengan seekor siput. “Hai kancil !”, sapa si siput. “Kenapa kamu teriak-teriak? Apakah kamu sedang bergembira?”, tanya si siput. “Tidak, aku hanya ingin memberitahukan pada semua penghuni hutan kalau aku ini hewan yang paling cerdas, cerdik dan pintar”, jawab si kancil dengan sombongnya.

Siput“Sombong sekali kamu Kancil, akulah hewan yang paling cerdik di hutan ini”, kata si Siput. “Hahahaha......., mana mungkin” ledek Kancil. “Untuk membuktikannya, bagaimana kalau besok pagi kita lomba lari?”, tantang si Siput. “Baiklah, aku terima tantanganmu”, jawab si Kancil. Akhirnya mereka berdua setuju untuk mengadakan perlombaan lari besok pagi.

Setelah si Kancil pergi, si siput segera mengumpulkan teman-temannya. Ia meminta tolong agar teman-temannya berbaris dan bersembunyi di jalur perlombaan, dan menjawab kalau si kancil memanggil.

Akhirnya hari yang dinanti sudah tiba, kancil dan siput pun sudah siap untuk lomba lari. “Apakah kau sudah siap untuk berlomba lari denganku”, tanya si kancil. “Tentu saja sudah, dan aku pasti menang”, jawab si siput. Kemudian si siput mempersilahkan kancil untuk berlari dahulu dan memanggilnya untuk memastikan sudah sampai mana si siput.

Kancil berjalan dengan santai, dan merasa yakin kalau dia akan menang. Setelah beberapa langkah, si kancil mencoba untuk memanggil si siput. “Siput....sudah sampai mana kamu?”, teriak si kancil. “Aku ada di depanmu!”, teriak si siput. Kancil terheran-heran, dan segera mempercepat langkahnya. Kemudian ia memanggil si siput lagi, dan si siput menjawab dengan kata yang sama.”Aku ada didepanmu!”

Akhirnya si kancil berlari, tetapi tiap ia panggil si siput, ia selalu muncul dan berkata kalau dia ada depan kancil. Keringatnya bercucuran, kakinya terasa lemas dan nafasnya tersengal-sengal.

Kancil berlari terus, sampai akhirnya dia melihat garis finish. Wajah kancil sangat gembira sekali, karena waktu dia memanggil siput, sudah tidak ada jawaban lagi. Kancil merasa bahwa dialah pemenang dari perlombaan lari itu.

Betapa terkejutnya si kancil, karena dia melihat si siput sudah duduk di batu dekat garis finish. “Hai kancil, kenapa kamu lama sekali? Aku sudah sampai dari tadi!”, teriak si siput. Dengan menundukkan kepala, si kancil menghampiri si siput dan mengakui kekalahannya. “Makanya jangan sombong, kamu memang cerdik dan pandai, tetapi kamu bukanlah yang terpandai dan cerdik”, kata si siput. “Iya, maafkan aku siput, aku tidak akan sombong lagi”, kata si kancil.



Anda ingin bikin blog yang cantik, keren tapi murah?

klik di sini


Penting!! Perlu Anda Baca:@ Cara Bikin Blog Cantik@ Blog Matahati@ Bukan Berita Biasa@ Trik dan rumus matematika@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah@ Tips dan Trik belajar yang efektif@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus@ Pasang Iklan gratis@ Kumpulan widget gratis@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah @ Seputar Koleksi Buku@ Seputar Resensi Buku@ Kumpulan tutorial Blog
Baca Selengkapnya »»

Tuesday, May 17, 2011

Sang raksasa yang Pemarah

Di Zaman Dahulu kala, di sebuah desa ada sebuah taman yang sangat luas dan cantik, milik seorang raksasa. Taman itu sangat indah dengan rumput yang hijau dan lembut, bunga-bunga yang cantik, dan puluhan pohon yang berbuah lebat ada pohon rambutan, jambu, pepaya, pisang, dll. Tidak heran bila banyak burung selalu hingap di taman tersebut.

Setiap siang hari, anak-anak di sekitar desa tersebut masuk ke dalam taman itu untuk bermain dan mendengarkan burung-burung berkicau merdu dari pohon-pohon. Mereka senang bermain karena Sang raksasa sedang tidak ada di tempat. Sebab andai saja raksasa melihat banyak anak-anak desa sedang ngariung di taman, sudah tidak aneh lagi bila Raksasa akan sangat marah besar sampai telinganya kembang kempis.


Menurut berita di televisi, kabaranya Raksasa sedang pergi selama 5 bulan studi banding mengunjungi keluarganya di negeri lain. Namun sekarang, dia kembali ke rumahnya, sebuah rumah yang sangat besar dengan taman di depannya. Saat tiba di taman, ia melihat anak-anak sedang bermain disana. Raksasa lalu memarahi mereka, “hai madesu, Apa yang kalian lakukan disini? Pergi! Ini taman milikku, merakbal ente!” Anak-anak yang ketakutan berlari meninggalkan taman itu.

Karena tidak ingin ada orang lain yang ikut menikmati keindahan tamannya lagi, raksasa lalu membangun tembok yang tinggi mengelilingi taman itu, dan memadang tulisan “Yang masuk tanpa ijin akan dihukum!” Anak-anak kehilangan taman itu. Sesekali mereka memanjat dan melongok melewati tembok yang tinggi, memandangi taman itu dan dengan sedihnya membicarakan permainan-permainan yang dulu mereka lakukan disana.

Hari demi hari berlalu. Bunga-bunga di taman itu tidak lagi bermekaran. Burung-burung tidak lagi berkicau dan pohon-pohon berhenti berbuah. Rumput dan daun-daun yang dulunya subur dan hijau kini menjadi kering dan berwarna coklat. Raksasa tidak mengerti mengapa taman miliknya menjadi tidak indah lagi.

Pada suatu pagi, raksasa mendengar suara musik yang mengalun. Ternyata itu adalah suara kicauan burung di luar jendelanya. Sudah lama sekali sejak terakhir kali ia mendengar kicauan burung yang indah seperti itu.

Raksasa mendekat ke jendela dan mendengarkan kicauan burung itu dengan sedih. “Apa yang terjadi dengan tamanku? Aku berharap tamanku bisa menjadi indah seperti dulu, dengan burung-burung yang berkicau merdu seperti kamu.” kata raksasa kepada burung itu. Burung itu terbang mendekati raksasa dan berkata “Tamanmu tidak akan sama lagi tanpa kehadiran anak-anak itu. Tamanmu merindukan gelak tawa dan suara anak-anak yang riang. Pohon, bunga-bunga, rumput, dan kami para burung menginginkan kehadiran anak-anak yang menjadikan tempat ini kembali penuh keceriaan.”

Raksasa menyadari kesalahannya. Selama ini ia terlalu egois, dan akibatnya ia hidup sendirian dan merasa kesepian.

Raksasa pun mengambil palu besar dan menghancurkan tembok yang mengelilingi tamannya. Dibuangnya tulisan peringatan yang dipasangnya dulu, dan dipanggilnya anak-anak untuk bermain di taman. Awalnya anak-anak merasa takut. Akan tetapi ketika mereka melihat wajah raksasa yang sekarang menjadi ramah, mereka mengikutinya ke taman untuk bermain disana. Lagipula, anak-anak itu juga rindu bermain di taman itu.

Taman milik raksasa itu pun kembali penuh dengan anak-anak yang bermain gembira. Bunga-bunga pun kembali bermekaran diantara rerumputan yang hijau. Daun-daun dan buah-buahan memenuhi pohon-pohon, beserta burung-burung yang berkicau dengan merdu.

Raksasa berkata kepada anak-anak, “Sekarang, tamanku adalah taman milik kalian juga.” Sekarang raksasa tidak hanya memiliki sebuah taman yang indah, tetapi ia juga memiliki banyak teman-teman kecil yang ceria.



Anda ingin bikin blog yang cantik, keren tapi murah?

klik di sini


Penting!! Perlu Anda Baca:@ Cara Bikin Blog Cantik@ Blog Matahati@ Bukan Berita Biasa@ Trik dan rumus matematika@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah@ Tips dan Trik belajar yang efektif@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus@ Pasang Iklan gratis@ Kumpulan widget gratis@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah @ Seputar Koleksi Buku@ Seputar Resensi Buku@ Kumpulan tutorial Blog
Baca Selengkapnya »»

Monday, May 16, 2011

Raja bertelinga Keledai dan Si Pesuling

Dahulu kala di pesisir pulau terdapat sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Zanas. Raja Zanas memerintah dengan sewenang-wenang. Kegemarannya menumpuk harta sebanyak mungkin yang diperolehnya dari pajak rakyatnya maupun dari hasil korupsi. Raja Zanas selain tamak juga seorang raja yang sangat kikir bin medit bin bakhil bin buntut kasiran.

Rakyat yang hidup sengsara tidak sekalipun pernah dipikirkannya.Banyak rakyatnya yang jadi gelandangan, pengemis atau biasa disebut gepeng. Ada juga yang tiggal di kandang kambing dengan hanya makan nasi aking dan ketela pohon yang kadang beracun. Anehnya raja yang zalim itu mempunyai kegemaran mendengarkan musik. Musik yang biasanya diperdengarkan lewat Ipod raja adalah musik-musik melancolis di samping sangat menyukai suling.


Padahal kata orang-orang bijak musik dapat memperhalus perasaan. Oleh karena itu yang menyukainya akan mempunyai perasaan yang lembut tetapi cerdas. Salah satu kegemaran Raja Zanas adalah mendengarkan tiupan suling. Kebetulan di negerinya ada seorang peniup seruling yang sangat pandai bernama Tarajan bukan Tarzan.

Raja Zanas sangat memanjakan Tarajan dan kerap mengirim peniup seruling itu ke seluruh penjuru negeri bahkan ke luar kerajaannya untuk berlomba istilahnya ikut Pentas Seruling Idol. Tarajan selalu jadi juara pertama dan memperoleh hadiah-hadiah yang menggiurkan biasanya berupa mobil, handphone, voucher dan cendramata.

Sayang sejuta sayang, karena hal itu Tarajan jadi sombong dan congkak. Karena sombongnya Tarajan mengaku dapat mengalahkan Dewa Apolo. Seorang Dewa bangsa Yunani yang sangat menguasai seni musik. Ibaratnya Sang dewa ini seorang musisi terkenal yanmg biasa nongol di mlayar kaca.

Tarajan mengusulkan pada Raja Zanas agar ia dipertandingkan dengan Apolo. Usul itu diterima dengan baik bahkan raja merasa bangga jika Tarajan dapat mengalahkan pemain musik dari kerajaan langit itu. Dewa Apolo yang mendengar tantangan itu menyanggupi. Justru Dewa itu ingin memberi pelajaran pada Tarajan dan Raja Zanas yang berkelakuan tidak lazim.

“Seandainya aku kalah biarlah aku mengabdi pada Raja Zanas seumur hidupku. Tetapi andaikan aku yang menang aku minta separuh kerajaanmu dan kuserahkan pada rakyatmu” kata Dewa Apolo. Raja Zanas dan Tarajan setuju. Mereka begitu yakin dapat mengalahkan Apolo yang tampak masih sangat muda itu.

Pada hari yang telah ditentukan pertandingan dimulai. Seluruh rakyat tumpah ruah ke halaman Istana. Sedangkan Dewa Zeus sebagai penguasa seluruh khayangan ikut menyaksikan tanpa seorang pun yang tahu. Sebagai penantang Tarajan dipersilakan meniup seruling terlebih dahulu. Dengan pongah Tarajan naik ke atas podium lalu segera meniup serulingnya. Seruling emas berbalut intan permata milik Tarajan segera mengumandangkan lagu-lagi yang sangat merdu. Naik turun seperti ombak. Lembut seperti angin pesisir. Bergolak seperti ombak menerjang karang.

Semua yang mendengarkan bagaikan tersihir. Begitu hebatnya tiupan seruling Tarajan. Raja Zanas tertawa terbahak-bahak dan yakin sekali peniup serulingnya akan keluar jadi pemenang. Tetapi Dewa Apolo tenang. Diam bagaikan patung, tetapi bibirnya tersenyum. Pertanda kagum juga pada permainan seruling Tarajan. Dan ketika usai sorak ssorai seperti membelah angkasa. Tarajan berdiri berkacak pinggang dengan wajah sangat pongah.

Ketika giliran Dewa Apolo, Dewa kesenian itu mengangkat serulingnya dengan cantik sekali. Lembut bagaikan menimang bayi suci. Dan ketika bibirnya mulai meniupkan sebuah lagu, langit berpendar-pendar antara siang dan malam. Rakyat yang menonton terhanyut dalam irama yang luar biasa indah. Dengan mata terpejam semua menari dengan lembut sekali. Mereka pun menyanyi sebuah lagu kedamaian yang sekonyong saja mampu dinyanyikan. Rakyat yang jumlahnya tidak terhitung itu larut dalam lagu-lagu dan irama yang sebelumnya tidak pernah mereka dengarkan tetapi sangat merdu mendayu-dayu.

Akhirnya Dewa Zeus yang menampakkan diri menyatakan Apolo sebagai pemenangnya. Dan meminta Raja Zanas seger memberikan separuh kerajaannya pada rakyatnya. Tetapi raja kikir itu menolakk hingga membuat Dewa Zeus marah. “Selama kau tidak memberikan pada rakyat apa yang telah kau janjikan, maka telingamu akan membesar setiap hari.” Kata Dewa Zeus.

Memang benar. Telinga Raja Zanas tiap hari semakin besar hingga sangat berat dan membuatnya tidak bisa berdiri apalagi berjalan. Jadilah ia raja bertelinga keledai. Akhirnya Raja Zanas menyerahkan separuh kerajaannya pada rakyatnya. Dan berjanji tidak lagi kikir dan tamak. Dewa Zeuslah saksi dari ucapannya.


Anda ingin bikin blog yang cantik, keren tapi murah?

klik di sini


Penting!! Perlu Anda Baca:@ Cara Bikin Blog Cantik@ Blog Matahati@ Bukan Berita Biasa@ Trik dan rumus matematika@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah@ Tips dan Trik belajar yang efektif@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus@ Pasang Iklan gratis@ Kumpulan widget gratis@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah @ Seputar Koleksi Buku@ Seputar Resensi Buku@ Kumpulan tutorial Blog
Baca Selengkapnya »»

Sunday, May 15, 2011

Sang raja Bodoh dan Sang penipu Ulung

Syahdan di zaman dahulu, tersebutlah seorang raja yang pesolek dan sangat suka mengenakan baju-baju baru. Dia banyak menghabiskan waktu hanya untuk memandangi dirinya sendiri di cermin, dan selalu ingin mengenakan baju-baju baru di pagi, siang dan malam hari!! pendeknya rang raja bisa disebut manusia tajir.

Pada suatu hari yang naas, datanglah dua orang penipu ulung yang menyamar dirinya sebagai pembuat baju yang hebat. Mereka mengaku bahwa mereka pandai menenun dan membuat baju dengan kualitas yang sangat bagus, sampai-sampai kain yang mereka pakai untuk membuat baju tidak akan terlihat, kecuali oleh orang-orang pintar.


Ketika raja mendengar hal itu, dia sangat tertarik. “Itu bagus, aku bisa tahu siapa saja yang bodoh dan siapa saja yang pintar di kerajaan ini.” Pikirnya. Raja segera memerintah kedua orang itu untuk membuatkan baju baru untuk dirinya, menggunakan bahan kain istimewa itu. Mereka diberi sebuah ruangan khusus di istana, beserta benang-benang emas yang mereka minta. Kedua penipu itu menyembunyikan benang-benang emas yang mereka terima, kemudian berpura-pura sedang bekerja keras untuk membuat sebuah baju.

Beberapa hari kemudian, raja yang tidak sabar mengutus menteri nya untuk menengok baju istimewa yang sedang dibuat itu. Ketika menteri mengunjungi para penipu yang menyamar itu, ia pun kebingungan. “Aku tidak melihat apa pun disini” pikirnya. Akan tetapi menteri itu tidak mau mengakuinya karena tidak ingin dianggap bodoh. Maka ia pun memuji kedua penipu itu dan mengatakan bahwa baju yang mereka buat sangat indah. Setelah menteri keluar dari ruangan itu, kedua penipu tertawa terbahak-bahak.

Tak lama kemudian sang raja datang untuk melihat sendiri. Dia berusaha melihat keseluruh ruangan, tapi ia tidak melihat apa pun. Namun, karena tidak ingin dianggap bodoh, raja pun berpura-pura bisa melihat baju yang istimewa itu dan berkata, “Baju yang sangat indah, aku tidak sabar ingin segera memakainya”

Keesokan harinya adalah hari dimana sang raja akan mengenakan baju barunya pada acara pawai keliling kota. Kedua penipu yang menyamar telah berpamitan dan pergi dengan alasan akan membuatkan baju untuk raja dari kerajaan-kerajaan lain. Tentu saja, mereka tidak lupa membawa benang-benang emas yang telah mereka sembunyikan, beserta uang emas upah membuat baju.

Saat raja memakai baju barunya, ia tetap saja tidak bisa melihat baju itu, dan ia merasa kedinginan. Tapi karena tidak ingin dibilang bodoh, raja pun berputar-putar di depan cermin dan mengagumi baju barunya, walaupun ia tidak melihat apa-apa. Semua pegawai kerajaan juga mengatakan bahwa baju baru itu sangat indah, karena mereka juga tidak ingin dianggap bodoh.

Seluruh rakyat telah mendengat bahwa raja akan mengenakan baju baru sang spesial hari itu. Saat sang raja muncul, semuanya terkejut. Akan tetapi mereka juga telah mendengar kabar bahwa baju baru yang spesial itu hanya dapat dilihat oleh orang yang pintar saja, dan karena mereka tidak ingin dianggap bodoh, mereka pun berseru-seru memuji sang raja.

Mendadak terdengar suara anak kecil berteriak, “tetapi, dia kan tidak pakai baju, sang raja telanjang!” Semua terdiam. Raja pun menyadari bahwa anak kecil itu berkata jujur, dan dengan terburu-buru ia berjalan kembali ke istana.


Anda ingin bikin blog yang cantik, keren tapi murah?

klik di sini


Penting!! Perlu Anda Baca:@ Cara Bikin Blog Cantik@ Blog Matahati@ Bukan Berita Biasa@ Trik dan rumus matematika@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah@ Tips dan Trik belajar yang efektif@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus@ Pasang Iklan gratis@ Kumpulan widget gratis@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah @ Seputar Koleksi Buku@ Seputar Resensi Buku@ Kumpulan tutorial Blog
Baca Selengkapnya »»

Saturday, May 14, 2011

Si Nenek dan Gadis Baik hati

Dahulu di zaman belum munculnya telepon seluler, ada seorang janda (suaminya kabur entah ke mana) yang memiliki dua anak perempuan. Anak yang sulung berperangai angkuh dan pemarah seperti ibunya mirip perangai bawang merah, sedangkan yang bungsu berperangai manis dan lemah lembut persis bawang putih.

Sang ibu sangat memanjakan anak sulungnya yang memiliki sifat yang mirip dengannya, dan memperlakukan si bungsu dengan sangat buruk. Si bungsu selalu disuruhnya melakukan hampir semua pekerjaan di rumah dari mulai ngepel keramik, nimba air ke kolam, nyuci baju, makanin ternak, dan lain-lain.


Salah satu dari tugas si bungsu yang bernasib malang bak nasib TKW di negri orang adalah berjalan kaki 1 kilometer jauhnya ke sebuah mata air dan membawa pulang air dalam sebuah ember besar guna keperluan MCK. MCK adalah singkatang dari Mandi, Cuci, Kakus. Biasanya masalah MCK ini keluar sebagai soal pada ulangan semesteran anak SD kelas 3 dan 4. Makanya bagi anda yang merasa kelas 3 dan 4 silakan hafalkan singkatan MCK siapa tahu nanti ditanyakan sama Pak Guru dan di soal ulangan.

(lho koq gak nyambung ceritanya ya)

Pada suatu hari saat si bungsu sedang mengambil air di mata air, seorang wanita tua renta jalannya pakai tongkat datang dan meminta air untuk minum. Tampak si nenek ini sangat kelelahan dan kecapaian.

“Tunggu sebentar, akan kuambilkan air yang bersih untuk Nenek,” kata si bungsu kepada wanita tua itu. Diambilnya air yang paling jernih dan bersih, lalu diberikannya kepada wanita tua itu dengan menggunakan teko air agar dapat dengan mudah diminum.

Wanita tua yang sebenarnya adalah seorang peri itu berkata, “Kamu sangat sopan dan suka menolong, jadi akan kuberikan keajaiban untukmu. Setiap kata yang kamu ucapkan akan mengeluarkan sekuntum bunga, batu permata, dan mutiara dari mulutmu.”

Si bungsu tidak mengerti maksud wanita tua itu. Ia hanya tersenyum lalu berpamitan dan berjalan pulang.

Sesampainya di rumah, ibunya memarahinya karena terlalu lama membawakan air. Si bungsu meminta maaf kepada ibunya dan menceritakan kejadian yang dia alami, bahwa ia menolong seorang wanita tua yang kemudian memberinya keajaiban. Selama si bungsu bercerita, bunga-bunga, batu permata dan mutiara terus berjatuhan keluar dari mulutnya.

“Kalau begitu, aku harus menyuruh kakakmu pergi kesana.” Kata sang ibu. Lalu disuruhnya si sulung untuk pergi ke mata air dan apabila bertemu dengan seorang wanita tua, disuruhnya si sulung untuk bersikap baik dan menolongnya.

Si sulung yang malas tidak mau pergi berjalan kaki sejauh itu. Namun dengan tegas, ibunya menyuruhnya pergi, “Pergi kesana sekarang juga!!!” sambil menyelipkan wadah air dari perak ke dalam tas si sulung.

Sambil menggerutu si sulung berjalan menuju mata air. Saat tiba disana, ia berjumpa dengan wanita tua itu. Tapi kali ini wanita tua itu berpakaian indah bagaikan seorang ratu. Lalu, wanita tua itu meminta minum kepada si sulung.

“Apa kamu kira aku datang sejauh ini hanya untuk memberimu minum? Dan jangan pikir kamu bisa minum dari wadah air perakku. Kalau mau minum ambil saja sendiri di mata air itu!” kata si sulung kepada wanita tua itu.

Karena sikapnya yang kasar, wanita tua yang sebenarnya seorang peri itu mengutuknya. “Untuk setiap kata yang kamu ucapkan, seekor katak atau ular akan berjatuhan keluar dari mulutmu!”

Saat tiba di rumah, si sulung menceritakan apa yang dialaminya kepada ibunya. Saat bercerita, beberapa ekor ular dan katak berjatuhan keluar dari mulutnya.

“Astaga!”, teriak ibunya jijik. “Ini semua gara-gara adikmu. Di mana dia?”

Sang ibu lalu pergi mencari si bungsu. Karena ketakutan, si bungsu lalu lari dan bersembunyi di hutan.

Seorang Pangeran yang sedang berburu terkejut melihat seorang gadis yang sedang menangis sendirian di hutan. Ketika Pangeran itu bertanya, dengan tersedu-sedu si bungsu menceritakan apa yang terjadi. Saat bercerita, bunga-bunga, mutiara serta batu permata pun berjatuhan dari mulutnya.

Pangeran jatuh hati kepada gadis yang baik itu. Dan Pangeran juga tahu ayahnya tidak akan keberatan mendapatkan seorang menantu yang baik seperti itu, apalagi dengan mutiara serta batu permata yang terus dihasilkannya. Maka Pangeran pun membawa si bungsu ke istana, lalu mereka menikah dan hidup berbahagia.

Sementara itu di rumah, sikap si sulung menjadi semakin memuakkan, dan ia pun terus menerus mengeluarkan katak serta ular dari mulutnya, sampai-sampai ibunya pun mengusirnya dari rumah.

Karena ia tidak tahu harus kemana dan tidak ada seorangpun yang mau menampungnya karena sifatnya yang buruk, ditambah dengan katak-katak dan ular-ular yang terus keluar dari mulutnya, maka akhirnya ia pun tinggal sendirian di tengah hutan.

Anda ingin bikin blog yang cantik, keren tapi murah?

klik di sini


Penting!! Perlu Anda Baca:@ Cara Bikin Blog Cantik@ Blog Matahati@ Bukan Berita Biasa@ Trik dan rumus matematika@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah@ Tips dan Trik belajar yang efektif@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus@ Pasang Iklan gratis@ Kumpulan widget gratis@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah @ Seputar Koleksi Buku@ Seputar Resensi Buku@ Kumpulan tutorial Blog
Baca Selengkapnya »»

Friday, May 13, 2011

Emas dan Batu

Dahulu kala, di zaman belum masuknya teknologi seperti sekarang ini hiduplah seorang petani yang sangat rajin bekerja. Siang malam pak tani bekerja memeras otak membanting tulang, apa saja dia kerjakan.

Berkat kerja keras dan selalu menabung, petani itu akhirnya kaya raya. Karena tak ingin tetangganya tahu mengenai kekayaannya, seluruh tabungannya dibelikan emas dan dikuburnya emas itu di sebuah lubang di belakang rumahnya. Seminggu sekali digalinya lubang itu, dikeluarkan emasnya, dan diciuminya dengan penuh kebanggaan. Setelah puas, ia kembali mengubur emasnya.


Pada suatu hari, seorang penjahat melihat perbuatan petani itu. Malam harinya, penjahat itu mencuri seluruh emas si petani.

Esok harinya petani itu menangis meraung-raung sehingga seluruh tetangga mengetahui apa yang terjadi. Tak seorang tetangga pun tahu siapa yang mencuri emasnya. Jangankan soal pencurian, tentang lubang berisi emas itu saja mereka baru tahu hari itu. Kalau tidak ada pencurian, tak ada yang tahu bahwa petani itu memiliki emas yang dikubur di belakang rumahnya. Sebagian orang ikut bersedih atas pencurian itu, sebagian yang lain mengejek dan menganggap petani itu bodoh.

“Salah sendiri menyimpan emas di rumah. Mengapa tidak dijual saja dan uangnya dipakai untuk membangun rumah. Biar rumahnya lebih bagus, tidak reot seperti sekarang. Itulah ganjaran orang kikir. Kalau dimintai sumbangan, selalu saja jawabannya tidak punya. Sekarang, rasakan sendiri!”

Tetapi tak seorang pun yang berani terus terang mengejek atau mengumpat petani yang ditimpa kemalangan itu. Semua ejekan dan umpatan hanya diucapkan di antara sesama mereka saja, tidak di hadapan si petani. Hanya seorang lelaki tua miskin yang berani bersikap jujur kepada petani itu. Lelaki tua itu tinggal tak jauh dari rumah si petani.

“Sudahlah, begini saja. Di lubang bekas emas itu kuburkanlah sebongkah batu atau apa saja dan berlakulah seperti sebelum kau kecurian.”

Mendengar itu, si petani marah.

“Apa maksudmu? Kau mengejekku, ya? Yang hilang itu emas, bukan batu. Kau sungguh tetangga yang jahat. Kau memang orang miskin yang cuma bisa mengubur batu. Aku bisa mengubur emas atau apa saja semauku. Kini aku kehilangan emas dan kau enak saja menyuruhku mengubur batu. Kau pikir batu sama dengan emas?!”

Suasana pun gaduh. Orang-orang melerai.

Dengan tenang lelaki tua itu menjawab:

“Apa bedanya emas dan batu? Kalau kau bisa mengubur emas, seharusnya kau juga bisa mengubur batu. Tahukah kau, dengan mengubur emas berarti kau telah menjadikan logam mulia itu sebagai barang yang tidak berharga. Lalu, apa salahnya kau mengubur batu dan berkhayal yang kau kubur itu adalah emas.”


Anda ingin bikin blog yang cantik, keren tapi murah?

klik di sini

Penting!! Perlu Anda Baca:@ Cara Bikin Blog Cantik@ Blog Matahati@ Bukan Berita Biasa@ Trik dan rumus matematika@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah@ Tips dan Trik belajar yang efektif@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus@ Pasang Iklan gratis@ Kumpulan widget gratis@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah @ Seputar Koleksi Buku@ Seputar Resensi Buku@ Kumpulan tutorial Blog
Baca Selengkapnya »»

Thursday, May 12, 2011

Sang Rajawali Cerdik

Suatu hari di suatu tempat yang panas seekor rajawali sangat haus dan ingin minum. Sungai amat jauh dan sangat melelahkan jika terbang ke sana untuk minum. Ia tidak melihat kolam air di mana pun. Ia terbang berputar-putar. Akhirnya ia melihat sebuah buyung di luar rumah. Rajawali terbang turun ke buyung itu.

Di sana ada sedikit air di dasar buyung. Rajawali memasukkan kepalanya ke dalam buyung tetapi ia tidak menggapai air itu. Ia memanjat ke atas buyung. Ia memasukkan lagi kepalanya ke dalam buyung tetapi paruhnya tidak bisa mencapai air itu.


Kemudian ia mencari akal.
Rajawali itu terbang tinggi dan kemudian turun menuju ke buyung untuk memecahkannya dengan paruhnya tetapi buyung itu amat kuat. Ia tidak dapat memecahkannya. Rajawali itu keluar terbang kearah buyung kemudian ia menabrakkan sayapnya. Ia mencoba memecahkannya, agar airnya akan keluar membasahi lantai.

Tetapi buyung itu amat kuat. Rajawali itu amat letih bila harus terbang lebih jauh lagi. Ia berpikir ia akan mati kehausan.

Rajawali itu duduk termenung di sarangnya. Ia berpikir terus menerus Ia tidak mau mati karena kehausan. Ia melihat banyak batu-batu kecil di tanah. Ia mendapatkan ide. Ia mengambil batu itu dan memasukkannya ke dalam buyung. Ia memasukkan dan memasukkan terus.

Air itu naik lebih tinggi setiap kali batu jatuh ke dalam buyung. Buyung itu hampir penuh dengan batu. Air telah naik sampai ke permukaan. Rajawali yang pintar itu memasukkan paruhnya dan ia mendapatkan air. Pepatah mengatakan bahwa “ Jika ada kemauan pasti ada jalan. “ Rajawali itu telah membuktikannya.

Anda ingin bikin blog cantik? Klik di sini

Penting!! Perlu Anda Baca:@ Cara Bikin Blog Cantik@ Blog Matahati@ Bukan Berita Biasa@ Trik dan rumus matematika@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah@ Tips dan Trik belajar yang efektif@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus@ Pasang Iklan gratis@ Kumpulan widget gratis@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah @ Seputar Koleksi Buku@ Seputar Resensi Buku@ Kumpulan tutorial Blog
Baca Selengkapnya »»

Wednesday, May 11, 2011

Sang Putri Tidur

Dahulu kala entah di tahun berapa, ada sepasang Raja dan Ratu yang berbahagia, karena setelah bertahun-tahun lamanya, akhirnya Ratu melahirkan seorang Puteri cantik dan imut mirip dea imut.

Raja dan Ratu mengundang tujuh peri untuk datang dan memberkati Puteri yang baru saja lahir itu. lahirnya normal lewat bidan di puskesmas setempat.

Dalam acara megah yang diselenggarakan di sebuah aula besar penuh hidangan sebagai penghormatan kepada para peri itu, masing-masing peri memberikan berkat atau disebut juga harapan dan doa kepada sang Puteri.


Peri pertama mengatakan “Kamu akan menjadi Puteri tercantik di dunia.”Peri kedua mengatakan “Kamu akan menjadi seorang Puteri yang periang.”Peri ketiga mengatakan “Kamu akan selalu mendapatkan banyak kasih sayang.”Peri keempat mengatakan “Kamu akan dapat menari dengan sangat anggun.”Peri kelima mengatakan “Kamu akan dapat bernyanyi dengan sangat merdu.”

Peri keenam mengatakan “Kamu akan sangat pintar memainkan alat musik.”

Tiba2 datang peri tua ke tengah acara itu. Ia sangat marah karena tidak diundang. Semua orang memang sudah lama tidak pernah melihat peri tua itu, dan mengira bahwa ia sudah meninggal atau pergi dari kerajaan itu.

Peri tua yang marah itu mendekati sang Puteri dan mengutuknya “Jarimu akan tertusuk jarum pintal dan kamu akan mati!” dan kemudian peri tua itu pun menghilang.

Semua orang sangat terkejut. Ratu pun mulai menangis.

Peri ketujuh mendekati sang Puteri dan memberikan berkatnya “Aku tidak bisa membatalkan kutukan, tapi aku dapat memberikan berkatku supaya Puteri tidak akan mati karena terkena jarum pintal, melainkan hanya tertidur pulas selama seratus tahun. Setelah seratus tahun, seorang Pangeran tampan akan datang untuk membangunkannya.”

Raja dan Ratu merasa sedikit lega mendengarnya. Mereka lalu mengeluarkan peraturan baru bahwa di kerajaan itu tidak boleh ada alat pintal satu pun. Mereka menyita dan menghancurkan semua alat pintal yang ada di kerajaan itu demi selamatan sang Puteri. Pada suatu hari disaat Puteri berusia 18 tahun, Raja dan Ratu pergi sepanjang hari.

Karena kesepian, sang Puteri berjalan-jalan menjelajahi istana dan sampai di sebuah loteng. Disana ia menjumpai seorang wanita tua yang sedang memintal benang menggunakan alat pintal. Karena belum pernah melihat alat pintal, sang Puteri sangat tertarik dan ingin mencoba.

Wanita tua itu sebenarnya adalah peri tua jahat yang dulu mengutuknya. Saat sang Puteri mencoba alat pintal itu, ia pun dengan sengaja menusukkan jarum pintal ke tangan sang Puteri.

Sang Puteri jatuh tak sadarkan diri dan tertidur karena terkena kutukan. Peri tua jahat tertawa puas dan menghilang dalam kegelapan.

Saat Raja dan Ratu kembali, mereka dan seluruh pegawai kerajaan kebingungan mencari sang Puteri. Saat mereka menemukannya, Raja tersadar bahwa kutukan peri tua jahat telah menjadi kenyataan. Sang Puteri lalu dibawa ke kamarnya dan dibaringkan di tempat tidurnya. Raja lalu mengirimkan kabar mengenai peristiwa itu ke peri ketujuh yang baik hati.

Peri ketujuh yang baik hati lalu bergegas ke istana. Ia memutuskan untuk menidurkan semua orang di kerajaan itu supaya kelak saat kutukan sang Puteri berakhir mereka semua akan bangun bersama-sama.

Dalam waktu singkat pohon-pohon besar dan semak belukar yang lebat dan berduri tumbuh di seluruh wilayah kerajaan, sehingga sangat sulit bagi siapapun untuk menerobosnya. Bahkan puncak-puncak istana pun hanya dapat terlihat ujungnya saja. Karena menjadi sangat tertutup, sang Puteri dan seluruh kerajaan menjadi aman, walaupun mereka semua tertidur.

Setelah masa seratus tahun berakhir, seorang Pangeran tampan yang kebetulan sedang berburu di dekat wilayah kerajaan itu melihat pucuk-pucuk istana itu. Ia sudah banyak mendengar cerita tentang kerajaan itu, antara lain tentang istana yang dianggap berhantu, para penyihir, dan cerita-cerita lain yang sangat menyeramkan yang sebenarnya tidak benar.

Karena penasaran, saat kembali dari berburu sang Pangeran mencari orang tua yang paling bijaksana dan pintar di kerajaan untuk menanyakan tentang kerajaan tetangga yang penuh misteri itu.

Orang tua yang bijaksana itu lalu bercerita bahwa menurut leluhurnya, di dalam istana di kerajaan yang misterius itu terbaring seorang Puteri yang paling cantik di dunia, yang tertidur karena terkena kutukan dari peri tua jahat. Sang Puteri akan terus tidur hingga ada seorang Pangeran yang datang untuk membangunkannya.

Pangeran tampan yang pemberani itu lalu bergegas berangkat menuju kerajaan misterius itu. Ia berniat untuk menyelamatkan sang Puteri. Sang Pangeran berjuang menembus semak belukar dan pepohonan untuk dapat mencapai kedalam wilayah kerajaan yang misterius itu.

Sesampainya disana, ia melihat banyak sekali orang dan hewan peliharaan yang terbaring dimana-mana. Tetapi mereka tidak mati, sepertinya mereka hanya tertidur sangat nyenyak. Pangeran lalu masuk ke dalam istana. Disana ia pun melihat seluruh pegawai kerajaan yang tertidur pulas.

Dongeng Puteri TidurSetelah berjalan-jalan menjelajahi istana itu, sang Pangeran berhasil menemukan sang Puteri di sebuah kamar. Sang Pangeran terpesona oleh kecantikan sang Puteri. Pangeran pun berlutut dan memegang tangan sang Puteri. Saat itulah kutukan berakhir dan sang Puteri membuka matanya. Ia menyambut sang Pangeran yang telah lama ia tunggu dengan bahagia.

Dalam waktu yang bersamaan seluruh penghuni istana dan seluruh kerajaan terbangun. Semak belukar dan pepohonan menghilang. Semua orang kembali mengerjakan urusan mereka masing-masing. Raja dan Ratu juga terbangun dan segera menyambut sang Pangeran dari kerajaan tetangga itu.

Tak lama kemudian, sang Puteri dan sang Pangeran tampan menikah. Mereka lalu hidup berbahagia selamanya.



Anda ingin bikin blog yang cantik, keren tapi murah?

klik di sini


Penting!! Perlu Anda Baca:@ Cara Bikin Blog Cantik@ Blog Matahati@ Bukan Berita Biasa@ Trik dan rumus matematika@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah@ Tips dan Trik belajar yang efektif@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus@ Pasang Iklan gratis@ Kumpulan widget gratis@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah @ Seputar Koleksi Buku@ Seputar Resensi Buku@ Kumpulan tutorial Blog
Baca Selengkapnya »»

Tuesday, May 10, 2011

Dua Jawara di Pulau Hantu

Dahulu kala di sebuah kampung, tersebutlah dua orang jawara yang selalu ingin menunjukkan dirinya lebih jago dari yang lain. Pada suatu hari, mereka janjian lewat SMS agar bertemu di perairan sebelah selatan Singapura.

Tanpa ba atau bi atau bu, mereka bertarung di sebuah perahu dan langsung saling menyerang dengan jurus masing-masing. Si jawara pertama mengandalkan jurus Nenek-nenek Ngunyah Kinang, sedang si jawara kedua mengeluarkan jurus Pukulan Janda Kembang. Mereka bertarung lama sekali hingga tubuh mereka bersimbah darah. Karena sama-sama kuat, tak ada tanda-tanda siapa yang akan kalah.


Jin Laut yang sejak tadi mengawasi dari kamera CCTV tidak suka dengan pertarungan itu karena darah mereka mengotori laut. Jin Laut lalu menjungkirbalikkan perahu mereka. Maksudnya agar mereka berhenti bertarung. Ternyata, mereka tetap bertarung. Dengan kesaktiannya masing-masing, mereka bertarung di atas air.

“Hei, aku perintahkan kalian berhenti beratarung! Ini wilayah kekuasaanku. Kalau tidak…”

Bukannya berhenti, kedua jagoan itu malah bertempur lebih seru. Dengan isyarat tangan, mereka bahkan seperti mengejek Jin Laut.

Jin Laut marah. Dia menyemburkan air ke wajah kedua jagoan itu sehingga pandangan mereka terhalang. Karena tak dapat melihat dengan jelas, kedua jagoan itu bertempur secara membabi-buta. Mereka mengayunkan pedang ke sana-kemari sekehendajk hati sampai akhirnya bersarang di tubuh lawan masing-masing. Kedua jagoan itu pun menemui ajalnya.

Para dewa di kayangan mura karena Jin Laut turut campur urusan manusia. Mereka memperingatkan Jin Laut untuk tidak lagi ikut campur urusan manusia. Jin Laut mengaku salah dan mencoba menebus dosa dengan membuatkan tempat khusus agar roh kedua jagoan itu dapat bersemayam dengan tenang. Jin Laut menyulap sampan yang ditumpangi kedua jagoan itu menjadi pulau tempat bersemayam roh mereka. Orang-orang kemudian menyebut pulau itu sebagai Pulau Hantu.




Anda ingin bikin blog yang cantik, keren tapi murah?

klik di sini


Penting!! Perlu Anda Baca:@ Cara Bikin Blog Cantik@ Blog Matahati@ Bukan Berita Biasa@ Trik dan rumus matematika@ Catatan dan Ulasan Seputar dakwah@ Tips dan Trik belajar yang efektif@ Review dan Ulasan pertandingan Juventus@ Pasang Iklan gratis@ Kumpulan widget gratis@ Seputar hukum dan kisah-kisah sedekah @ Seputar Koleksi Buku@ Seputar Resensi Buku@ Kumpulan tutorial Blog
Baca Selengkapnya »»